- Sebuah unggahan di media sosial mengklaim Anies Baswedan menerima penghargaan dari Wageningen University, Belanda, yang terbukti palsu.
- Pemeriksaan fakta menunjukkan foto penghargaan tersebut adalah hasil rekayasa gambar berbasis AI dengan probabilitas kepalsuan tinggi.
- Meskipun ada kunjungan, tidak ada agenda resmi penyerahan penghargaan yang dikonfirmasi oleh pihak universitas maupun media kredibel.
SuaraSumsel.id - Media sosial kembali dihebohkan oleh unggahan yang menyebut bahwa Anies Baswedan menerima penghargaan bergengsi dari Wageningen University & Research, Belanda. Foto yang beredar menampilkan Anies sedang menerima plakat seolah sedang diserahkan oleh pihak universitas. Unggahan tersebut langsung menuai ribuan komentar dan dibagikan ulang tanpa verifikasi.
Namun setelah dilakukan pemeriksaan fakta, klaim tersebut dipastikan tidak benar. TurnBackHoax.ID mengungkap bahwa foto yang ditampilkan merupakan hasil rekayasa gambar berbasis AI, dengan tingkat probabilitas keaslian palsu lebih dari 90,3 persen.
Tidak ada satu pun media kredibel internasional maupun nasional yang memberitakan secara independen adanya penghargaan resmi dari universitas tersebut.
Beredar unggahan foto [arsip] pada Minggu (9/11/2025) dari akun Facebook “Mantan Sarjana” berisi narasi:
Baca Juga:5 Kontribusi Strategis Bank Sumsel Babel dalam Memperkuat UMKM di Kabupaten PALI
“Anies Baswedan menerima penghargaan dari Universitas Wageningen Belanda”.
Dunia kembali menoleh ke Indonesia. Seorang putra bangsa, Dr.H. Anies baswedan, Ph.D., menerima penghargaan dari Universitas Wageningen,Belanda, sebuah pengakuan internasional atas dedikasi, kepedulian, dan pemikiran visionernya di bidang pendidikan dan ekonomi”.
Per Senin (24/11/2025), unggahan tersebut telah mendapat reaksi sebanyak 6.041 tanda suka, 876 komentar, dan 601 kali dibagikan ulang oleh pengguna Facebook lainnya.

TurnBackHoax juga menegaskan bahwa meskipun Anies memang dijadwalkan melakukan kunjungan ke Belanda serta berdiskusi di Wageningen University, tidak ada agenda penyerahan penghargaan dalam rangkaian kegiatan tersebut. Fakta ini diperkuat karena tidak ditemukan rilis resmi universitas, baik di situs akademik maupun arsip kegiatan publik.
Fenomena ini kembali mengingatkan publik bahwa hoaks politik menjelang tahun politik masih terus diproduksi dan disebarkan untuk membentuk opini publik. Narasi penghargaan internasional kerap dipakai untuk memoles citra tokoh, sementara sebagian besar masyarakat membagikannya tanpa menelusuri kebenaran.
Baca Juga:Bank Sumsel Babel Meriahkan HUT Kabupaten Muara Enim, Hadirkan Banyak Program untuk Masyarakat
Pakar literasi media menyarankan publik untuk selalu memeriksa sumber berita, membuka tautan asli, serta tidak membagikan unggahan sebelum mengetahui kebenarannya. Dalam kasus ini, penelusuran sederhana ke situs resmi Wageningen University sudah cukup membuktikan bahwa klaim tersebut tidak berdasar.
Hoaks bisa menyeret publik ke polarisasi dan perdebatan tak berujung. Kebenaran tidak bisa dibangun dengan rekayasa visual—dan publik perlu lebih berhati-hati sebelum mengklik tombol ‘bagikan’.