-
Inflasi Sumatera Selatan pada Oktober 2025 tercatat sebesar 0,13 persen.
-
Kenaikan harga emas perhiasan, telur ayam, dan daging ayam menjadi penyumbang utama inflasi.
-
Bank Indonesia dan TPID Sumsel menjaga stabilitas harga melalui operasi pasar dan penguatan ketahanan pangan.
Program ini menyasar lebih dari seribu rumah tangga serta puluhan kelompok wanita tani di seluruh Sumatera Selatan. Dalam pelaksanaannya, BI bersama TPID menyediakan bibit, benih, dan sarana budidaya cabai serta bawang merah. Pelatihan dan pendampingan teknis juga dilakukan melalui kegiatan capacity building di empat zona wilayah.
“Ketahanan pangan bukan hanya tentang ketersediaan stok, tapi juga soal kemandirian masyarakat. Melalui GSMP, kami ingin mendorong rumah tangga menjadi bagian dari solusi inflasi,” tegas Bambang.
Ke depan, Bank Indonesia bersama pemerintah daerah akan terus memperkuat sinergi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan memperluas dampak Gerakan Sumsel Mandiri Pangan sebagai upaya konkret menjaga kestabilan harga di tingkat akar rumput.
Langkah-langkah tersebut, kata Bambang, bukan hanya untuk memastikan inflasi tetap dalam rentang sasaran, tetapi juga untuk memperkokoh fondasi ketahanan pangan dan memperkuat struktur ekonomi Sumatera Selatan agar tetap inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.
Baca Juga:Rayakan HUT ke 68, Bank Sumsel Babel Hadirkan 5 Transformasi Lewat Semangat Change to Accelerate