Viral 'Tepuk Sakinah' Saat Akad Nikah, Benarkah Jurus Baru Menag Bisa Cegah Perceraian?

Publik khawatir program ini hanya akan menjadi seremoni tanpa menyentuh akar permasalahan yang sesungguhnya.

Tasmalinda
Rabu, 08 Oktober 2025 | 16:40 WIB
Viral 'Tepuk Sakinah' Saat Akad Nikah, Benarkah Jurus Baru Menag Bisa Cegah Perceraian?
Ilustrasi Tepuk Sakinah bisa cegah perceraian. (Google AI Studio)
Baca 10 detik
  • Kementerian Agama meluncurkan program bernama Tepuk Sakinah untuk menekan angka perceraian di Indonesia.

  • Publik merespons dengan skeptis karena menilai konsep Tepuk Sakinah terlalu sederhana untuk masalah rumah tangga yang kompleks.

  • Kemenag belum menjelaskan detail teknis program, sehingga efektivitas Tepuk Sakinah masih diragukan masyarakat.

SuaraSumsel.id - Di tengah lonjakan angka perceraian yang mengkhawatirkan, Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan 'jurus' baru dengan nama yang sangat tidak biasa yakni Tepuk Sakinah. Program ini digadang-gadang sebagai solusi untuk memperkuat ketahanan keluarga, namun namanya yang menggelitik justru memicu pertanyaan skeptis yang lebih besar di benak publik.

Gagasan ini diungkapkan oleh Menteri Agama, Nazaruddin Umar, saat menghadiri sebuah kegiatan adat di Istana Kedatuan Luwu, Kota Palopo, belum lama ini. Ia menegaskan bahwa Kemenag sangat serius dalam upaya menekan laju perceraian yang trennya terus meningkat di sejumlah daerah.

Saat ditanya apakah program "Tepuk Sakinah" ini benar-benar bisa memberikan dampak nyata, sang menteri menjawab dengan penuh optimisme. Namun, optimisme pejabat seringkali tidak sejalan dengan realitas pahit yang dihadapi masyarakat.

Mengapa Publik Skeptis?

Baca Juga:Dulu Lawan Restu Ortu Demi Nikah, Rumah Tangga Deddy Corbuzier & Sabrina Kini Retak?

Sontak setelah wacana ini beredar, media sosial dibanjiri oleh komentar yang bernada ragu dan sinis. Skeptisisme publik ini bukanlah tanpa alasan. Banyak yang merasa nama dan konsep "Tepuk Sakinah" terkesan terlalu menyederhanakan masalah yang sangat kompleks.

Penyebab perceraian seringkali berakar pada masalah-masalah fundamental yang tidak bisa diselesaikan dengan sekadar "tepukan":

Kesulitan finansial dan utang menjadi pemicu utama pertengkaran dalam rumah tangga.

Ketidaksetiaan pasangan adalah luka yang sulit disembuhkan.

Masalah kekerasan fisik dan psikis yang membutuhkan intervensi hukum serius.

Baca Juga:Hari Patah Hati Nasional? Arhan Jatuhkan Ikrar Talak, Pernikahan dengan Zize Resmi Berakhir

"Masalah ekonomi keluarga lagi carut marut, solusinya disuruh 'tepuk tangan'? Ini serius atau cuma jargon baru?" tulis seorang warganet, menyuarakan sentimen banyak orang.

Publik khawatir program ini hanya akan menjadi seremoni tanpa menyentuh akar permasalahan yang sesungguhnya.

Meskipun namanya terdengar sederhana, Kemenag belum merilis detail teknis mengenai implementasi program ini. Namun, bisa jadi "Tepuk Sakinah" adalah sebuah *branding* cerdas untuk sebuah program yang lebih substantif.

"Tepuk" bisa diartikan sebagai simbol dukungan, semangat, atau "tepukan" pengingat bagi pasangan untuk kembali ke komitmen awal pernikahan. Program ini kemungkinan akan berwujud modul-modul interaktif dalam bimbingan pra-nikah, sesi konseling bagi pasangan yang bermasalah, atau kampanye digital yang menyoroti pentingnya komunikasi dan saling menghargai dalam rumah tangga.

Namun, sebelum semua detail itu terungkap, publik sudah terlanjur skeptis. Pertanyaan besarnya tetap sama: di tengah himpitan ekonomi dan kompleksitas masalah rumah tangga modern, benarkah 'Tepuk Sakinah' bisa menjadi jurus sakti untuk mencegah perceraian?

Atau ini hanyalah program populis lain yang akan hilang ditelan waktu? Publik kini menanti bukti nyata, bukan sekadar optimisme.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak