- Teater Potlot akan menampilkan karya “Puyang: Minyak Goreng dan Tisu Toilet” di Festival Teater Sumatera III di Palembang pada 24–25 Agustus 2025.
- Lewat pertunjukan ini, Teater Potlot mengajak publik merenungkan dampak hilangnya hutan di Sumatera akibat perkebunan sawit, HTI, tambang, dan infrastruktur.
- Menurut riset Taufik Wijaya, populasi harimau sumatera kini tersisa di bawah 600 individu.
Jika ingin menyelamatkan masa depan pangan manusia Indonesia, maka harus menyelamatkan harimau sumatera. “Menyelamatkan harimau sumatera berarti menyelamatkan hutan, yang juga sebagai sumber pangan dan air bagi manusia. Lebih jauhnya dapat menekan krisis iklim global, yang saat ini sudah kita rasakan.”
Sebagai informasi, Festival Teater Sumatera III yang mengusung tema “Pangan: Tanah, Air dan Ingatan”, diikuti 10 teater di Sumatera.
Yakni Teater Medan (Sumatera Selatan) dengan kara “Meja Makan Mikir-Mikir”, Komunitas Seni Hitam Putih (Padang Panjang) dengan karya “Surat Tanpa Alamat”, Komunitas Sunting (Riau) dengan karya “Datuk Pagar”, Komunitas Seni Nan Tumpah (Padang Pariaman) dengan karya “Indomiii Rasa Rendang/Sambil Menyelam Minum Plastik”, Teater Air (Jambi) dengan karya “Manifesto Dapr Retak”, Teater Senyawa (Bengkulu) dengan karya “Sesaji Ilusi”, Komunitas Berkat Yakin (Kober) dari Lampung dengan karya “Hilang Huma (n), serta tiga teater dari Sumatera Selatan; Teater Umak dengan karya “Kentut”, Teater Seinggok Sepemunyian (Prabumulih) dengan karya “Beume”, dan Teater Potlot dengan karya “Puyang: Minyak Goreng dan Tisu Toilet”.
Baca Juga:Mulai 13 September, Palembang Kini Punya Rute Langsung ke Malaysia Bersama Malindo Air