Menambang Harapan, Menenun Budaya: Batik Kujur dan Jumputan Palembang di Jejak PTBA

Satu mengandalkan perut bumi, satu lagi bersandar pada tangan manusia. Di antara keduanya, ada jembatan yang bernama PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Tasmalinda
Kamis, 04 September 2025 | 20:49 WIB
Menambang Harapan, Menenun Budaya: Batik Kujur dan Jumputan Palembang di Jejak PTBA
pengerajin jumputan binaan PT Bukit Asam

Menggeser Persepsi: Sejahtera Tak Harus Menambang

Bagi masyarakat sekitar tambang, mimpi yang paling umum adalah bekerja di perusahaan tambang. Namun PTBA mencoba menggeser paradigma itu.

Kesuksesan, kata Dedy, tidak selalu berarti masuk ke perut bumi. Ada jalan lain: menjadi perajin, pengusaha UMKM, atau pelaku ekonomi kreatif.

Melalui Rumah BUMN, showcase produk, dan pelatihan, PTBA menyiapkan panggung bagi masyarakat. Mereka yang semula hanya membuat batik di rumah, kini punya etalase digital. Mereka yang semula menjual kain di pasar kecil, kini bisa tampil di pameran nasional.

Baca Juga:Bukit Asam Sosialisasikan MediaMIND 2025 di Palembang: Tampilkan Inovasi Berbasis Potensi Lokal

Perubahan ini pelan, tapi nyata. Anak-anak muda yang dulu bermimpi menjadi pekerja tambang, kini mulai melihat profesi lain dengan kebanggaan yang sama.

Tentu, semua ini belum sempurna. Tantangan terbesar masih ada di pemasaran. Produksi bisa dilakukan, kreativitas bisa lahir, tapi tanpa pasar, semua akan berhenti di gudang.

PTBA mencoba menjawab dengan memfasilitasi pelatihan digital, masuk ke marketplace, hingga menghubungkan perajin dengan jaringan BUMN lain. Namun jalan panjang masih menanti.

Devi Hermayani dan Jumputan Palembang

Sekitar 200 kilometer dari Tanjung Enim, di Palembang, seorang perempuan muda bernama Devi Hermayani menjalani perjuangannya sendiri.

Baca Juga:Bukit Asam Sulap Eks Kantor Tambang Jadi Hotel Heritage Standar Internasional, Dorong Pelestarian

Ia memulai usaha kain jumputan dengan modal hanya Rp2 juta. Saat itu, sebelum pandemi, ia hanya ingin mencoba. Usahanya kecil, hampir tak terlihat.

Namun ia percaya, jumputan Palembang tidak boleh hanya jadi warisan yang teronggok di lemari.

Pandemi datang, pasar sepi, modal nyaris habis. Namun Devi bertahan.

Ketika PTBA membuka program pendampingan UMKM, ia ikut serta. Dari sana, Devi belajar banyak hal bagaimana masuk ke pameran termasuk bagaimana menatap pasar yang lebih luas.

Kini, produk jumputannya sudah beberapa kali ikut dalam pameran lokal dan nasional.

“Kami mungkin jauh dari tambang, tapi tetap bisa merasakan dampaknya. Dukungan PTBA membuat kami percaya diri. Harapan saya, ada lebih banyak lagi pelatihan dan bantuan, agar usaha kecil seperti kami bisa naik kelas,” kata Devi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?