SuaraSumsel.id - Di bawah rindang pepohonan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS) Palembang, suara anak-anak Sumatera Selatan menggema lantang. Bukan sekadar perayaan Hari Anak Nasional (HAN) ke-41 pada Senin (11/8/2025), tetapi sebuah panggung di mana generasi penerus bangsa berbicara langsung kepada pemegang kebijakan.
Sebanyak 700 anak dari berbagai daerah di Sumsel berkumpul, menikmati permainan tradisional, pentas seni, dan wahana hiburan.
Namun sorotan utama tertuju pada momen ketika Forum Anak Indonesia Provinsi Sumsel membacakan delapan aspirasi penting yang mereka harap menjadi perhatian serius pemerintah.
Delapan Aspirasi Anak Sumsel:
1. Peningkatan sarana pendidikan agar seluruh anak dapat belajar dengan fasilitas yang memadai.
Baca Juga:Sumsel Sepekan: Teknisi ATM Santai Kuras Brankas dan Bawa Kabur Rp425 Juta, Hanya Modal Kunci
2. Pemerataan fasilitas bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di seluruh wilayah.
3. Perluasan akses internet untuk anak-anak di daerah terpencil.
4. Pencegahan pernikahan anak melalui edukasi dan penegakan hukum.
5. Penurunan angka putus sekolah dengan program dukungan khusus.
6. Optimalisasi kawasan bebas rokok di lingkungan pendidikan.
Baca Juga:Gini Ratio Sumsel Anjlok? 40 Persen Warga Miskin Kini Nikmati Kue Ekonomi Lebih Besar
7. Perbaikan kebersihan lingkungan di area publik dan sekolah.
8. Penyediaan fasilitas rehabilitasi bagi anak yang memerlukan perlindungan khusus.
Gubernur Sumsel H. Herman Deru yang hadir langsung menyebut suara ini sebagai masukan berharga.
“Anak-anak adalah pemilik masa depan. Pemerintah harus mendengar langsung apa yang mereka butuhkan,” ujarnya sambil berdialog santai, memberikan kuis berhadiah, dan mengajak mereka bernyanyi bersama.
Bagi Herman Deru, HAN bukan hanya seremoni tahunan, tetapi juga forum nyata partisipasi anak.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Sumsel, Fitriana, menegaskan bahwa momentum ini harus menjadi pengingat bagi semua pihak—pemerintah, masyarakat, akademisi, hingga media—untuk bekerja sama dalam pemenuhan hak anak.
Pemilihan TPKS sebagai lokasi acara pun sarat makna. Anak-anak tak hanya bersuara, tetapi juga belajar sejarah dan mengenal warisan budaya Sumsel sejak dini.
Kehadiran tokoh-tokoh penting seperti Ketua TP PKK Sumsel Feby Deru, anggota DPD RI Ratu Tenny Leriva, dan para pimpinan organisasi perempuan menambah bobot acara ini.
Dengan suara lantang, anak-anak Sumsel membuktikan bahwa mereka bukan sekadar objek pembangunan, tetapi mitra sejajar dalam merancang masa depan daerah.