SuaraSumsel.id - Di tengah riuh kehidupan yang seringkali tak memberikan jeda, seorang perempuan dari Sumsel menulis keheningan menjadi kekuatan.
Vebby Vretania, seorang pengusaha, pengacara, dan ibu dari dua anak, akan meluncurkan sebuah buku yang tak sekadar berisi kata-kata tetapi denyut jantung dari banyak cerita perempuan yang mencoba bangkit dari remuk hidup.
Buku bertema “Mulai Lagi” itu hadir sebagai pelita kecil bagi mereka yang sedang mencari arah.
Sedikit terinspirasi dari perjalanan hidup dan refleksi kolektif dari perempuan-perempuan yang pernah berkisah kepadanya, tentang rumah tangga yang retak, pekerjaan yang menekan, anak-anak yang tumbuh di tengah kesepian orang tua dan kisah perempuan lainnya.
Baca Juga:Sumsel Sepekan: OTT Puluhan Kades & Anak Wali Kota Ditolak RS, Ini Rangkaian Kejadiannya
Alih-alih larut dalam lara, Vebby justru menekankan pentingnya time-ing dalam hidup bahwa setiap kegelisahan, kesedihan, bahkan kejatuhan, harus diberi ruang.
Namun, ruang itu tidak boleh menjadi liang. Sebab perempuan, katanya, adalah makhluk kuat yang lahir dari luka dan dibesarkan oleh keteguhan.
Kebangkitan sebagai Pilihan Hidup
“Saya ingin setiap perempuan tahu, bahwa mereka boleh berhenti sejenak, boleh lelah, boleh marah… Tapi setelah itu, bangkitlah. Mulai lagi. Bangunlah lebih kuat. Jangan tenggelam terlalu lama dalam duka,” ujar Vebby menceritakan sedikit isi bukunya yang akan di-launching.
Buku ini bukanlah buku motivasi yang memaksa.
Baca Juga:Ratu Sinuhun Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Koalisi Puluhan Lembaga Siap Kawal
Ia lebih menyerupai sahabat yang memahami. Di dalamnya, Vebby menulis dengan kelembutan namun juga ketegasan. Ia mengajak perempuan untuk back on track, kembali merangkai impian meski sempat retak.
Bagi Vebby, perempuan tak harus selalu sempurna. Yang penting, mereka bisa bangkit, entah itu dari kegagalan bisnis, perceraian, kehilangan orang tua, atau luka-luka kecil yang tak pernah diakui dunia. Ia percaya, setiap perempuan memiliki titik baliknya sendiri, dan tak ada yang terlalu terlambat untuk memulai ulang.
Dari Ruang Sunyi ke Panggung Perempuan
Latar belakang Vebby bukan main-main.
Ia menjalani peran ganda sebagai pengusaha dan pengacara, sembari tetap menjalankan tugasnya sebagai ibu dari dua anak.
Di tengah kesibukan itu, ia kerap menerima curahan hati dari sesama perempuan baik yang dikenalnya secara langsung, maupun dari ruang digital.
“Ada banyak perempuan yang bilang, ‘Kak, aku capek banget, kayak nggak ada waktu buat diri sendiri.’ Tapi mereka tetap harus kerja, urus rumah, dan terlihat kuat di luar. Saya ingin bilang ke mereka: itu bukan kelemahan. Itu bagian dari proses. Tapi jangan berhenti di situ,” kata Vebby lirih.
Tak heran bila buku ini menjadi semacam ruang pelipur bagi para perempuan.
Ia tak menawarkan jawaban instan, melainkan keberanian untuk melihat hidup dari kacamata baru. Bukan dari titik rapuh, melainkan dari kekuatan yang muncul setelah menangisi titik rapuh itu.
Dari Sumsel untuk Perempuan Nusantara
Vebby yang berasal dari Sumsel, ingin buku ini menjadi kontribusinya bagi gerakan pemberdayaan perempuan di tanah air.
Ia percaya, perempuan tak hanya butuh semangat, tapi juga tempat untuk merayakan kebangkitannya sendiri.
“Kadang perempuan hanya butuh satu kalimat: ‘Kamu nggak sendiri.’ Dan itulah yang ingin saya sampaikan lewat buku ini,” ucapnya.
Dengan tema Mulai Lagi adalah semacam doa panjang yang dibungkus dalam prosa reflektif.
Ia bisa menjadi teman saat malam terlalu sunyi, atau cahaya kecil ketika hidup terasa gelap.
Ia adalah suara dari perempuan untuk perempuan lain, yakni suara yang barangkali selama ini tertelan dalam kesibukan dan ketakutan.
Buku ‘Surat Cinta untuk Sesama’
Dalam lembar-lembar bukunya, Vebby tak menawarkan janji manis.
Ia hanya menuliskan sebuah pengingat bahwa hidup adalah perjalanan tersendiri.
Dan dalam perjalanan itu, tersesat bukanlah akhir. Berhenti sejenak bukan berarti kalah. Yang penting, mulai lagi. Bangkit lagi. Dan berjalan dengan lebih tegak.
Karena menjadi perempuan adalah tentang merangkul patah dan tetap mencintai kehidupannya.