“Kalau mau membangun, bangunlah jangka panjang. Jangan sampai ini jadi semacam proyek musiman saja,” lanjutnya.
Contoh klub yang sukses membangun identitas meski berasal dari akuisisi lisensi adalah Malut United, yang dulu merupakan perubahan dari Putra Delta Sidoarjo.
Kini, Malut United menjelma menjadi kebanggaan masyarakat Maluku Utara.
Bahkan, mereka berhasil finis di peringkat ketiga Liga 1 musim 2024/2025, sebuah prestasi luar biasa untuk tim yang baru berdiri resmi dua tahun lalu.
Baca Juga:Sumsel United Mulai Latihan 23 Juni, Ini Target Besar dan Pemain Incarannya
RD juga memiliki pengalaman serupa ketika melatih RANS Nusantara FC, klub milik Raffi Ahmad yang dulunya bernama Cilegon United.
Perjalanan panjang dengan investasi dan pembinaan yang serius membuktikan bahwa perubahan identitas klub bukan masalah jika dibarengi komitmen membangun jangka panjang.
Namun, ia berharap tidak semua klub mengejar hasil instan dengan berpindah-pindah tanpa arah. "Klub itu gambaran identitas daerah, harus dipertahankan," tutup RD.
Pesan ini menjadi peringatan bagi dunia sepak bola Indonesia agar tidak kehilangan ruh dan sejarahnya di tengah derasnya arus investasi dan transformasi sepak bola modern.
Baca Juga:Ini Susunan Pengurus Sumsel United: Ada Herman Deru hingga Pengusaha Alvin Bomba