Menurut Dedi, pendekatan ini dilakukan bukan untuk menghukum, melainkan sebagai bentuk pendidikan karakter yang menekankan nilai kedisiplinan, tanggung jawab, serta jiwa nasionalisme.
Program tersebut sempat menuai kontroversi, tetapi juga mendapat apresiasi dari sejumlah kalangan karena dianggap sebagai upaya konkret untuk membentuk perilaku remaja agar lebih baik.
Kini, pendekatan serupa kembali bergema di Sumatera Selatan melalui program yang dirancang oleh Pemerintah Kota Palembang di bawah kepemimpinan Ratu Dewa, dengan dukungan Pemerintah Provinsi Sumsel.
Wacana yang muncul saat ini akan melibatkan kolaborasi lebih luas bersama TNI, Komnas HAM, Kemenkumham, hingga ulama, agar pendidikan disiplin ini tidak hanya keras secara fisik, tetapi juga memiliki sentuhan nilai moral dan spiritual.
Baca Juga:Investor Saham Sumsel Tembus 395 Ribu, Didominasi Anak Muda! Ini Tips KSEI Biar Cuan Maksimal