SuaraSumsel.id - Dalam semangat menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah yang penuh berkah, Pemerintah Kota Palembang melalui Satlantas Polrestabes mengambil langkah strategis demi menjaga kelancaran dan kekhusyukan ibadah umat Muslim.
Salah satu langkah penting yang diambil adalah penutupan sementara Jembatan Ampera—ikon bersejarah Kota Palembang—pada Jumat, 6 Juni 2025, mulai pukul 05.30 hingga 08.30 WIB.
Keputusan untuk menutup sementara Jembatan Ampera pada pagi hari pelaksanaan salat Idul Adha bukan sekadar tindakan teknis dalam manajemen lalu lintas, melainkan wujud nyata dari komitmen Pemerintah Kota Palembang dan jajaran kepolisian dalam menjaga kekhusyukan ibadah umat Muslim.
Ini adalah langkah strategis yang mempertimbangkan aspek keselamatan, kenyamanan, dan nilai-nilai spiritual yang melekat pada perayaan Idul Adha.
Baca Juga:Viral Sapi Kurban Lepas Masuk Indomaret di Palembang, Pengunjung Kocar-kacir
Bayangkan jutaan langkah kaki jemaah yang sejak fajar mulai mengalir dari berbagai penjuru kota menuju Masjid Agung Palembang—salah satu pusat peribadatan paling bersejarah di Sumatera Selatan—berjalan dengan tenang, tanpa harus berhadapan dengan deru mesin kendaraan atau klakson yang mengusik konsentrasi dan suasana batin.
Dengan menetapkan kawasan di sekitar Masjid Agung sebagai zona steril dari kendaraan bermotor, pemerintah ingin menciptakan ruang publik yang tak hanya fungsional tetapi juga sakral, tempat di mana masyarakat bisa larut dalam kekhidmatan salat berjemaah tanpa gangguan duniawi.
Suasana yang diharapkan pun bukan sekadar tertib, tetapi juga damai dan syahdu—sebuah momen kolektif yang membangkitkan rasa persatuan, kesederhanaan, dan pengorbanan yang menjadi inti dari Idul Adha.
Zona steril ini juga menjadi simbol penghormatan terhadap nilai-nilai keagamaan yang dijunjung tinggi, sekaligus mengukuhkan Masjid Agung sebagai jantung spiritual kota Palembang, tempat di mana denyut kehidupan beragama berpadu harmonis dengan denyut modernitas.
Selain menjadi pusat ibadah, Masjid Agung juga akan menjadi simbol persatuan umat di hari besar yang penuh makna ini, dan langkah pengaturan lalu lintas menjadi elemen penting dalam mewujudkan hal tersebut.
Baca Juga:ASN Kemenkeu Terseret Kasus TPPU Rp38 Miliar Universitas Bina Darma Palembang
Pengalihan Arus Lalu Lintas
Selama penutupan Jembatan Ampera, pengendara yang hendak menyeberangi Sungai Musi diimbau untuk menggunakan jalur alternatif, yaitu Jembatan Musi IV dan Jembatan Musi VI.
Langkah ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dan memastikan kenyamanan serta keselamatan para jemaah yang akan melaksanakan salat Idul Adha .
Penyediaan Kantong Parkir
Untuk memfasilitasi parkir kendaraan para jemaah, Satlantas Polrestabes Palembang telah menyiapkan beberapa kantong parkir strategis.
Di wilayah seberang Ilir, area parkir tersedia di sepanjang Jalan Kolonel Atmo, Jalan Rustam Effendi, dan titik-titik lain yang berdekatan dengan Masjid Agung.
Sementara itu, di wilayah seberang Ulu, area parkir disiapkan di bawah Jembatan Ampera dan lokasi lain yang berdekatan
Imbauan untuk Masyarakat
Kasat Lantas Polrestabes Palembang, AKBP Finan S. Radipta, mengajak seluruh masyarakat untuk menjadi bagian dari terciptanya suasana Idul Adha yang aman, nyaman, dan penuh khidmat.
Dalam keterangannya, ia menegaskan pentingnya kepatuhan terhadap pengaturan lalu lintas yang telah disusun secara matang oleh pihak kepolisian.
Masyarakat diimbau untuk tidak hanya mematuhi rambu dan rekayasa arus, tetapi juga mengikuti arahan para petugas di lapangan yang berjibaku sejak dini hari demi kelancaran pelaksanaan salat Idul Adha di Masjid Agung Palembang. AKBP Finan juga secara khusus memberikan peringatan menjelang malam takbiran, momen yang sering kali dimanfaatkan sebagian warga untuk turun ke jalan.
Ia meminta agar masyarakat tidak menjadikan malam penuh takbir ini sebagai ajang kebut-kebutan atau unjuk suara knalpot brong yang bising, karena tindakan tersebut bukan hanya melanggar aturan, tetapi juga menciderai makna Idul Adha sebagai hari raya yang suci dan penuh refleksi spiritual.
"Mari kita rayakan dengan cara yang bermartabat dan saling menghormati," tegasnya.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa pengaturan ini bukan semata demi kelancaran lalu lintas, tetapi juga untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan bersama.
Dengan kerja sama dan kesadaran kolektif, pelaksanaan salat Idul Adha di pusat kota tidak hanya akan berlangsung tertib, tetapi juga menjadi simbol harmoni sosial dan religius di tengah masyarakat Palembang.