Lintasan Tak Dijaga, Dua Remaja Tewas Usai Terobos Rel Babaranjang di OKU

Suasana duka menyelimuti Desa Karang Dapo, Kecamatan Peninjauan, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan (Sumsel), Minggu (25/5/2025).

Tasmalinda
Minggu, 25 Mei 2025 | 11:20 WIB
Lintasan Tak Dijaga, Dua Remaja Tewas Usai Terobos Rel Babaranjang di OKU
dua remaja tewas ditabrak kereta Babaranjang di OKU

Namun, pihaknya menegaskan bahwa kecelakaan ini murni akibat kelalaian pengguna jalan.

“Tidak ada indikasi kelalaian dari pihak masinis. Ini murni karena korban menerobos lintasan tanpa memastikan kondisi aman,” katanya.

Kedua jenazah kini telah dimakamkan di TPU Desa Karang Dapo, dan keluarga korban masih dalam kondisi terpukul.

Di rumah duka, isak tangis pecah dari kerabat dan teman sekolah yang tak menyangka dua pemuda ceria itu akan pergi secepat ini.

Baca Juga:Muba Dukung Legalisasi Sumur Rakyat, Tinggal Tunggu Restu Pemerintah Pusat

ilustrasi dua reamaja di Ogan Komering Ulu (OKU) tewas.
ilustrasi dua reamaja di Ogan Komering Ulu (OKU) tewas.

Tragedi yang Harus Jadi Peringatan

Peristiwa memilukan ini menambah daftar panjang korban jiwa di perlintasan kereta api tanpa penjaga di Indonesia. Lembaga Keselamatan Transportasi Darat pun telah berulang kali mengingatkan perlunya peningkatan pengamanan di jalur-jalur rawan kecelakaan.

“Harus ada keseriusan pemerintah daerah dan PT KAI untuk mengamankan perlintasan sebidang, minimal dengan palang otomatis dan lampu peringatan,” kata pengamat transportasi dari Universitas Sriwijaya, Deni Arfandi.

Kini, masyarakat Karang Dapo hanya bisa berharap agar kejadian serupa tak terulang kembali di masa mendatang. Kematian tragis Alfarez dan Afgan bukan hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga mereka, tetapi juga mengguncang kesadaran seluruh warga desa akan pentingnya keselamatan di perlintasan kereta api.

Dua remaja yang dikenal ramah dan aktif di lingkungan sekolah itu meregang nyawa di tempat yang seharusnya bisa mereka lewati dengan aman.

Baca Juga:Bank Sumsel Babel Bagi-Bagi Hadiah di Digital Kito Galo, Buka Tabungan Dapat Sepeda

Tragedi ini menjadi pengingat pahit bahwa di tengah derasnya laju pembangunan dan modernisasi transportasi, masih banyak titik rawan yang luput dari perhatian.

Minimnya fasilitas pengaman seperti palang otomatis, sinyal suara, dan penjagaan manusia menjadi celah fatal yang bisa merenggut nyawa kapan saja.

Warga kini berharap agar pemerintah daerah, bersama PT KAI dan instansi terkait, mengambil langkah konkret untuk memperbaiki sistem keamanan di perlintasan sebidang, terutama di desa-desa terpencil.

Keselamatan warga, terutama generasi muda, harus menjadi prioritas utama agar peristiwa memilukan seperti ini tidak kembali terulang dan mengoyak hati banyak keluarga lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini