Air bersih yang berasal dari PAM dan sumur bor mengandung total coliform dan E-coli yang melebihi ambang batas aman untuk konsumsi.
“Air yang digunakan untuk mengolah makanan seharusnya bebas dari kontaminan mikrobiologis. Sayangnya, dalam kasus ini, baik air PAM maupun air sumur bor memiliki kandungan bakteri yang tinggi dan membahayakan kesehatan,” imbuh Andre.
Langkah Lanjut dan Evaluasi Program MBG
Pemerintah Kabupaten PALI langsung mengambil langkah cepat pasca pengumuman hasil laboratorium ini. Dinas Kesehatan bersama pihak terkait akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyediakan makanan MBG.
Baca Juga:Baru 3 Bulan Cerai, Wanita Muda di PALI Jadi Korban Nafsu Ayah Kandungnya Sendiri
“Program MBG sejatinya adalah langkah positif untuk membantu kebutuhan gizi siswa. Tapi jika proses penyimpanan, pengolahan, hingga sanitasi air tidak dijaga, maka justru bisa membahayakan nyawa,” tegas Andre.
Dinkes PALI juga mengimbau semua penyedia makanan MBG agar memperhatikan standar kebersihan dapur, proses pengolahan, serta sumber air yang digunakan. Pihaknya akan segera melakukan inspeksi ke seluruh sekolah dan dapur penyedia MBG untuk mencegah kejadian serupa terulang.

Kondisi Siswa Kini Stabil
Ratusan siswa yang sempat dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit karena gejala keracunan kini dilaporkan mulai membaik. Sebagian besar sudah kembali ke rumah, meskipun beberapa masih dalam pemantauan intensif tenaga medis.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten PALI juga berjanji akan memperketat pengawasan terhadap pihak penyedia menu MBG dan berkoordinasi lebih erat dengan Dinas Kesehatan.
Baca Juga:Program MBG Dihentikan Sementara Setelah 174 Siswa di PALI Diduga Keracunan
Setelah insiden keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di Kabupaten PALI, program makan bergizi gratis (MBG) hingga kini belum kembali dilanjutkan.