Dinkes PALI juga mengimbau semua penyedia makanan MBG agar memperhatikan standar kebersihan dapur, proses pengolahan, serta sumber air yang digunakan. Pihaknya akan segera melakukan inspeksi ke seluruh sekolah dan dapur penyedia MBG untuk mencegah kejadian serupa terulang.

Kondisi Siswa Kini Stabil
Ratusan siswa yang sempat dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit karena gejala keracunan kini dilaporkan mulai membaik. Sebagian besar sudah kembali ke rumah, meskipun beberapa masih dalam pemantauan intensif tenaga medis.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten PALI juga berjanji akan memperketat pengawasan terhadap pihak penyedia menu MBG dan berkoordinasi lebih erat dengan Dinas Kesehatan.
Baca Juga:Baru 3 Bulan Cerai, Wanita Muda di PALI Jadi Korban Nafsu Ayah Kandungnya Sendiri
Setelah insiden keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di Kabupaten PALI, program makan bergizi gratis (MBG) hingga kini belum kembali dilanjutkan.
Ketidakjelasan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua dan guru, mengingat program tersebut sebelumnya menjadi tumpuan harapan dalam upaya meningkatkan gizi dan konsentrasi belajar anak-anak di sekolah.
Meski penyebab keracunan sudah diungkap—yakni kontaminasi bakteri pada bahan makanan dan air—belum ada kejelasan soal langkah evaluasi menyeluruh ataupun kepastian kapan program akan kembali berjalan.
Padahal, di balik insiden yang memilukan itu, banyak siswa yang merasakan manfaat nyata dari adanya makanan gratis setiap hari. Kini, yang tersisa hanyalah kecemasan: akankah program dilanjutkan dengan sistem pengawasan yang lebih ketat, atau justru dihentikan selamanya karena trauma dan ketakutan?
Baca Juga:Program MBG Dihentikan Sementara Setelah 174 Siswa di PALI Diduga Keracunan