Detik-detik Perahu Getek Terbalik di Muratara: Ibu dan Anak Tewas, 4 Selamat

Suasana duka menyelimuti Desa Batu Gajah, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan (Sumsel).

Tasmalinda
Selasa, 13 Mei 2025 | 21:30 WIB
Detik-detik Perahu Getek Terbalik di Muratara: Ibu dan Anak Tewas, 4 Selamat
kapal karam di Muratara, Sumatera Selatan

SuaraSumsel.id - Suasana duka menyelimuti Desa Batu Gajah, Kecamatan Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan (Sumsel).

Sebuah kecelakaan tragis terjadi di perairan Sungai Rawas pada Senin (12/5/2025) siang, saat sebuah perahu getek yang mengangkut enam orang penumpang karam di tengah derasnya arus sungai.

Dua orang dinyatakan meninggal dunia dalam kejadian ini, yakni Sri Numala Ensari Bintang (36) dan anak keduanya, Alif Nugroho (10). Sementara empat penumpang lainnya berhasil selamat dari maut.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Muratara, Ahmad Yulian, membenarkan insiden memilukan ini.

Baca Juga:Saat Hutan Menyusut, Perajin Rotan Bertahan dengan Bahagia: Perlawanan Sunyi dari Desa

Menurut keterangan awal, perahu getek yang digunakan warga untuk menyeberang sungai tiba-tiba oleng dan terbalik di tengah perjalanan.

“Diduga perahu oleng akibat tidak seimbang saat membawa penumpang dan langsung karam. Beberapa penumpang bisa menyelamatkan diri, namun ibu dan anak ini tidak sempat tertolong,” ungkap Ahmad Yulian.

Tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan segera dikerahkan untuk melakukan proses pencarian dan evakuasi korban.

Kronologi Kejadian

Menurut Kapolsek Rupit, AKP Dhenny Satriya, saat kejadian terdapat enam orang di atas perahu. Empat orang berhasil menyelamatkan diri: Sifa, Mardiana, Rara Karisa, dan Alkarim. Namun, Sri dan anaknya Alif tenggelam karena diduga tidak bisa berenang.

Baca Juga:Baru 3 Bulan Cerai, Wanita Muda di PALI Jadi Korban Nafsu Ayah Kandungnya Sendiri

“Kami sangat berduka. Ini adalah musibah yang mengagetkan seluruh warga. Korban ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia tidak jauh dari lokasi karamnya perahu,” ujar AKP Dhenny.

Jenazah keduanya dievakuasi dan diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan malam itu juga di desa asal mereka.

Kejadian ini menjadi pukulan berat bagi warga sekitar yang setiap hari mengandalkan perahu getek sebagai sarana transportasi lintas sungai. Di wilayah pedalaman seperti Muratara, jembatan penghubung belum tersedia merata, dan getek menjadi satu-satunya moda untuk menyebrangi sungai.

Pemerintah daerah menyampaikan duka cita dan akan segera melakukan evaluasi terhadap keselamatan transportasi sungai.

“Dalam waktu dekat, kami akan memeriksa standar keselamatan seluruh perahu getek yang beroperasi. Kami juga akan berkoordinasi untuk penyediaan pelampung dan edukasi keselamatan dasar bagi warga,” tambah Ahmad Yulian.

Insiden ini menggarisbawahi besarnya risiko yang dihadapi warga di daerah pedalaman yang masih bergantung pada moda transportasi tradisional seperti perahu getek.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak