Pihak Polresta Bengkulu telah menahan tujuh orang yang terlibat dalam operasional kapal, termasuk nakhoda dan anak buah kapal, untuk dimintai keterangan.
Polisi menduga ada unsur kelalaian, termasuk dugaan kelebihan penumpang dan minimnya pengawasan terhadap standar keselamatan.
"Kami akan dalami penyebab pasti insiden ini. Semua pihak yang bertanggung jawab akan kami proses sesuai hukum," tegas Ipda Muhammad Ego Fermana, Kasubdit Tipidter Polresta Bengkulu.
Untuk sementara, operasional kapal wisata menuju Pulau Tikus ditutup guna mencegah insiden serupa terjadi kembali.
Baca Juga:Pulau Tikus Ditutup Sementara, Polisi Dalami Unsur Kelalaian di Balik Kapal Karam
Kisah hidup Rizka Nurjannah menjadi pengingat akan rapuhnya kehidupan dan pentingnya keselamatan dalam setiap perjalanan.
Ia bukan hanya korban, tapi juga pahlawan tanpa tanda jasa di dunia kesehatan yang gugur saat menjalani kehidupan seperti orang lain: mencari kebahagiaan sederhana lewat liburan.
Semoga Rizka mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan, dan tragedi ini menjadi momentum perbaikan besar bagi sistem wisata laut di Indonesia.
Adapun data para korban yakni Ratna Kurniati (28) warga Kota Bengkulu, Tesya (20) dari Kepahiang, Nesya (27) dari Rejang Lebong, Arva Richi Dekry (29) asal Padang Utara, serta dua korban lainnya bernama Yunita dan Suantra.
Seluruh jenazah korban telah dievakuasi ke rumah sakit dan disiapkan untuk dipulangkan ke rumah duka masing-masing.
Baca Juga:Mencekam! Video Kapal Wisata Bengkulu Tenggelam Viral, Wisatawan Teriak Takbir
Pihak keluarga telah diberi informasi, dan pemerintah daerah menjamin bantuan logistik serta fasilitas ambulans untuk proses pemulangan.