Menurut sumber internal, ustad ini sempat diamankan ke ruang tunggu pegawai oleh petugas, saat mulai terdengar ketegangan di dalam sel.
Ia dikawal dengan tenang keluar dari area berisiko, sesaat sebelum warga binaan mulai menguasai beberapa bagian lapas dan memaksa petugas lainnya keluar.

Razia yang Ditolak, Emosi yang Meledak
Informasi dari lapangan menyebutkan bahwa pemicu utama kerusuhan adalah penolakan warga binaan terhadap razia yang akan dilakukan oleh petugas lapas.
Baca Juga:Lowongan Executive Chef di The Alts Hotel Palembang, Kirim CV Sekarang!
Razia tersebut merupakan bagian dari upaya rutin mencegah peredaran narkoba dan barang terlarang di dalam penjara.
Mereka merusak fasilitas, menyerang petugas, dan bahkan sempat menguasai area tertentu di lapas. Aparat kepolisian dan TNI pun diterjunkan dalam jumlah besar untuk meredam situasi.
Hingga Kamis siang pukul 12.00 WIB aparat gabungan dari Batalyon Pelopor B Petanang, Polres Musi Rawas dan Polres Lubuk Linggau masih berupaya mengamankan situasi di dalam Lapas.
Berdasarkan pantauan di lokasi, situasi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Muara Beliti, Musi Rawas, semakin memanas setelah seorang warga binaan terlihat berteriak menggunakan pengeras suara dari dalam lapas.
Semua ruangan di dalam penjara tersebut sudah dikuasai oleh narapidana, sementara aparat kepolisian yang berada di lokasi terus berupaya untuk memasuki area guna mengamankan situasi yang semakin tidak terkendali.
Baca Juga:Cerita PT Bukit Asam Hidupkan Kembali Asa dan Cita Anak-Anak yang Putus Sekolah
Dari kalimat yang disampaikan melalui pengeras suara, narapidana mengungkapkan rasa frustrasi mereka, yang merasa telah diperlakukan tidak adil dan ditindas selama menjalani masa hukuman di dalam Lapas.