Awas! Remaja Suka Tawuran di Palembang Bakal Masuk Markas Raider

Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), tengah merancang pendidikan guna menangani maraknya kenakalan remaja yang semakin memprihatinkan.

Tasmalinda
Selasa, 06 Mei 2025 | 12:28 WIB
Awas! Remaja Suka Tawuran di Palembang Bakal Masuk Markas Raider
Remaja suka tawuran akan diberi pelatihan di markas Raider Yonif 200

Dalam kunjungannya ke markas Yonif 200 Raider, Aprizal juga melakukan peninjauan terhadap fasilitas yang ada.

Ia menyebutkan bahwa beberapa bagian masih memerlukan pembenahan agar mendukung kenyamanan dan efektivitas proses pembinaan.

“Pemerintah Kota akan mensupport penuh perbaikan fasilitas yang diperlukan. Kami ingin memastikan anak-anak ini mendapatkan suasana yang kondusif, aman, dan nyaman selama proses pembinaan berlangsung,” katanya.

Dinilai Langkah Humanis di Tengah Krisis Moral

Baca Juga:Hakim Tolak Praperadilan Eks Wawako Fitrianti Agustinda, Kasus Korupsi Hibah PMI

Langkah ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran publik terhadap maraknya aksi tawuran dan perilaku destruktif anak muda di kota besar, termasuk Palembang.

Di media sosial maupun pemberitaan lokal, kasus remaja terlibat kriminalitas semakin sering mencuat.

Alih-alih menempuh jalur hukum atau pemenjaraan, Pemkot Palembang lebih memilih pendekatan humanis dan edukatif.

Dengan menggandeng satuan elit seperti Yonif 200 Raider, anak-anak tersebut akan dilatih disiplin, dibangun mentalnya, serta diajak mengenal nilai-nilai nasionalisme.

“Mereka bukan musuh masyarakat. Mereka hanya butuh arah, figur, dan ruang pembinaan yang tepat,” ujar Aprizal dengan penuh harap.

Baca Juga:Detik-Detik Ustad di Palembang Jadi Korban Begal: Dianiaya dan Motornya Dibawa Kabur

Kunjungan Sekda kota Palembang ke Raider Yonif 200
Kunjungan Sekda kota Palembang ke Raider Yonif 200



Program ini diharapkan dapat menjadi model baru dalam penanganan kenakalan remaja yang bisa diadopsi daerah lain. Pemkot Palembang menargetkan pelatihan ini dapat dimulai dalam waktu dekat, menyusul koordinasi teknis lebih lanjut dengan pihak TNI AD.

“Setelah dua minggu di sana, kami ingin mereka pulang ke rumah bukan lagi sebagai pembuat masalah, tapi sebagai pemuda harapan yang bisa jadi agen perubahan di lingkungannya,” ucap Aprizal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak