Bahasa Komering sendiri tetap dipertahankan sebagai bagian dari identitas lokal, digunakan dalam komunikasi sehari-hari dan upacara adat.

Empat Lawang: Adat Istiadat di Hulu Sungai Musi
Empat Lawang, daerah pemekaran dari Lahat, memiliki karakter budaya yang kental dengan tradisi sungai.
Masyarakat di sepanjang hulu Sungai Musi mengandalkan tradisi turun-temurun, seperti teknik menangkap ikan tradisional dan pembuatan perahu kayu secara manual.
Baca Juga:Kronologi Bocah 5 Tahun Diculik di Palembang, Pelaku Babak Belur Digerebek
Dalam kehidupan sosial, upacara adat seperti "arak pengantin sungai" menjadi bagian penting dalam siklus kehidupan masyarakat Empat Lawang.
Nilai gotong-royong dan solidaritas antarwarga masih dipegang teguh, diwariskan dari generasi ke generasi.
Pagar Alam: Harmoni Budaya di Kaki Gunung
Berada di kaki Gunung Dempo, Pagar Alam menawarkan wajah lain budaya Sumatera Selatan: harmoni antara adat dan alam.
Masyarakat Pagar Alam, yang mayoritas adalah keturunan Pasemah, memelihara tradisi bertani organik di lahan subur pegunungan.
Baca Juga:Bandara SMB II Palembang Internasional Lagi, Peluang Ekspor Kopi Sumsel Melejit
Peninggalan situs megalitikum di Pagar Alam menjadi bukti bahwa kawasan ini telah dihuni ribuan tahun lalu.
Hingga kini, ritual-ritual adat yang berhubungan dengan penghormatan kepada leluhur, serta kebiasaan menjaga keseimbangan dengan alam, masih kuat dijalankan.

Ogan Ilir: Tradisi Caram Seguguk
Ogan Ilir, dengan semboyan "Bumi Caram Seguguk", memiliki budaya Melayu Ogan yang berbeda nuansa dibanding Palembang.
Tradisi musyawarah (berembuk bersama) dalam menyelesaikan persoalan masyarakat, hingga berbagai ritual adat panen dan pernikahan, menjadi kekayaan tersendiri.
Caram Seguguk sendiri merujuk pada semangat gotong-royong yang mengakar kuat di masyarakat Ogan Ilir — nilai yang terus diwariskan dari masa ke masa sebagai landasan hidup bermasyarakat.