Kitab ini ditulis dengan huruf Arab-Melayu dan digunakan sebagai pedoman hukum adat yang dipadukan dengan ajaran Islam.
Undang-undang ini diberlakukan di wilayah “Uluan” dan daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Islam Palembang.
Secara garis besar, Undang-Undang Simbur Cahaya terdiri dari:
Bab I: 32 pasal tentang adat bujang-gadis dan perkawinan.
Baca Juga:Keren! SSB Palembang Soccer Skills Sabet Trofi Perdana Usai Lebaran
Bab II: 29 pasal mengenai sistem pemerintahan marga.
Bab III: 34 pasal tentang aturan dusun dan berladang.
Bab IV: 58 pasal yang mengatur tentang struktur dan hak-hak kaum.
Bab V: 6 pasal mengenai sanksi dan denda.
Tokoh Emansipasi Jauh Sebelum Kartini
Baca Juga:Jejak Emansipasi Ratu Sinuhun: Perempuan Hebat dari Bumi Sriwijaya
Ratu Sinuhun layak disebut sebagai tokoh emansipasi perempuan karena keberaniannya menyuarakan hak-hak perempuan jauh sebelum era R.A. Kartini.