Kawasan Hidrologi Gambut Sembilang Dangku Jadi Model Pengelolaan Hutan

Sebuah kondisi ingin dicapai melalui aksi mitigasi penurunan emisi GRK dari sektor kehutanan dan lahan

Tasmalinda
Minggu, 16 Februari 2025 | 11:34 WIB
Kawasan Hidrologi Gambut Sembilang Dangku Jadi Model Pengelolaan Hutan
Kawasan Hutan Sembilang Dangku [ANTARA]

SuaraSumsel.id - Upaya menekan laju perubahan iklim semakin nyata di Sumatera Selatan dengan terbentuknya forum multi stakeholder untuk penurunan emisi karbon di sektor kehutanan. Perkumpulan Lingkar Hijau (LH) Sumsel menggagas forum ini sebagai wadah kolaborasi antara pemerintah, aktivis lingkungan, dan berbagai pihak terkait untuk mencapai target Folu Net Sink 2030.

Dengan fokus pada kawasan hidrologi gambut di Sembilang Dangku, inisiatif ini diharapkan mampu menjadi model pengelolaan hutan berkelanjutan sekaligus berkontribusi dalam pencapaian target nasional penurunan emisi gas rumah kaca (GRK). 

Direktur Lingkar Hijau Sumsel Anwar Sadat menjelaskan provinsi setempat termasuk sebagai salah satu dari 12 provinsi di Tanah Air yang ditunjuk melaksanakan rencana kerja detail/sub rencana kerja nasional Program Folu Net Sink.

Folu Net Sink merupakan salah satu program di sektor kehutanan yang diharapkan berkontribusi besar terhadap penurunan emisi sesuai dengan target Enhance National Determinate Carbon (ENDC) Indonesia 2030 sebesar 31,89 persen atau sekitar 912 juta ton CO2 dengan upaya sendiri dan 43,2 persen dengan bantuan internasional.

Baca Juga:Cuaca Sumsel Hari Ini: Waspada Hujan Petir di OKI dan Musi Banyuasin!

Hal itu sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 98/2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon untuk pencapaian target kontribusi yang ditetapkan secara nasional dan pengendalian emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dalam pembangunan nasional.

Dalam Pasal 3 Ayat (4) disebutkan pengurangan emisi GRK utamanya didukung oleh sektor kehutanan sebagai penyimpan karbon dengan pendekatan Folu Net Sink yang merupakan sebuah kondisi ingin dicapai melalui aksi mitigasi penurunan emisi GRK dari sektor kehutanan dan lahan dengan kondisi dimana tingkat serapan sudah lebih tinggi dari tingkat emisi pada 2030.

Guna mendukung tercapainya Program Folu Net Sink di Sumsel, pihaknya berikhtiar membentuk forum guna melakukan upaya pada satu landskap yang ada di kawasan Sembilang Dangku dalam provinsi setempat yang merupakan Kawasan Hidrologi Gambut (KHG).

Kawasan hidrologi gambut itu berada di garis pantai timur Sumatera yang masuk dalam wilayah Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin (Muba), Sumsel, dengan harapan menjadi satu role model di dalam pengelolaan hutan dan lahan, khususnya lahan gambut, dengan melibatkan multi pemangku kepentingan di daerah.

Pengendali Ekosistem Hutan Madya BKSDA Sumsel Shabiliani Mareti mengatakan terdapat empat kawasan target aksi Program Folu Net Sink di provinsi ini yakni Suaka Margasatwa (SM) Dangku Musi Banyuasin, SM Gumai Tebing Tinggi Lahat, SM Gunung Raya OKU Selatan, dan SM Padang Sugihan Banyuasin.

Baca Juga:Rampok Bersenjata Api Serang Toko Kelontong di Muba, Kerugian Ratusan Juta

"Saya menyambut baik rencana pembentukan forum tersebut sehingga semua stakeholder dapat bersama-sama mengawal aksi Folu Net Sink agar penurunan emisi karbon bisa tercapai sesuai target Enhance National Determinate Carbon (ENDC) 2030," jelas Shabiliani.

Melansir ANTARA, pada empat kawasan target aksi program tersebut dilakukan pemulihan ekosistem, habitat satwa liar dilindungi seperti harimau Sumatera serta pencegahan deforestasi dan degradasi di area hutan sekitar 51 ribu hektare.

Untuk menjalankan program tersebut tidak mungkin bisa dilakukan oleh instansi bidang kehutanan dan lingkungan secara sendiri-sendiri, sehingga perlu sinergisitas antar-instansi terkait.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini