Keberhasilan program elektrifikasi menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) itu kemudian diperluas dengan menjangkau Dusun Rantau Dedap di Kabupaten Muara Enim. Setelah dilakukan riset, tim Kilang Pertamina Plaju bersama dosen UMP, Ir. Zulkifli Saleh, M.Eng, mulai memetakan kebutuhan perbaikan sistem turbin mikrohidro yang dipasang Markun dan warga secara mandiri.
Semenjak berjalan 3 tahun terakhir, lewat program Desa Energi Berdikari (DEB), Pertamina terus menambah kapasitas serta memperbaiki sistem kelistrikan turbin mikrohidro di Rantau Dedap secara bertahap.
Setidaknya, 53 keluarga di Rantau Dedap telah menjadi penerima manfaat PLTMH yang dioperasikan secara aman, dengan pembangunan power house, penggantian kabel dan perbaikan sistem transmisi yang lebih aman. Tiga titik turbin yang dijadikan pembangkit secara berurutan memiliki daya 10 kW, 5 kW dan 3 kW, atau jika ditotal mencapai 18 kW.
Besarnya potensi mikrohidro di Dusun ini membuat Pertamina ingin berkontribusi lebih banyak. Sejalan dengan agenda Pertamina untuk mendukung peta jalan menuju Net Zero Emission (NZE), program DEB pun semakin digalakkan.
Baca Juga:Spesifikasi Mobil Dinas Pindad Maung yang Digunakan Pj Gubernur Elen Setiadi
DEB merupakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina di pedesaan yang bertujuan mendukung ketahanan energi dengan energi baru terbarukan, sekaligus peningkatan perekonomian masyarakat desa.
Potensi terbaru, ditemukan di aliran air di dekat Danau Deduhuk. Dengan debit air sekitar 100 Liter per detik (l/s), aliran ini diproyeksikan mampu menggerakkan turbin mikrohidro hingga menghasilkan listrik dengan daya sebesar 12 kW, dan mampu menjangkau hingga 50 keluarga penerima manfaat.
Kabar itu membuat Markun antusias. Ia mulai mendata warga dusunnya yang sama sekali belum tersentuh listrik. Salah satunya Subhan, yang bermukim tak jauh dari rumahnya. “Saya mulai mendata warga yang belum sama sekali mendapat listrik, dan alhamdulillah warga senang sekali dapat kabar akan dipasang turbin (PLTMH) baru dan mengalirkan listrik ke rumahnya,” kata Markun.
Power house yang tengah dibangun, ditargetkan selesai dan beroperasi pada awal 2025 mendatang. Markun berencana, listrik dari PLTMH baru ini, sebagian akan dialirkan ke warga di perkampungan di Dusun Sumber Rezeki yang terletak di atas bukit.
Peluang Ekonomi Baru
Baca Juga:Bank Sumsel Babel Serahkan Ambulans ke RSUD Sekayu Guna Pelayanan Kesehatan
“Kami sangat berterimakasih, sudah ada kepedulian Pertamina, bagi kami masyarakat yang berjuang mendapatkan listrik di sini,” tutur Markun, Jumat (8/11/2024) kepada Siti Rachmi Indahsari, Area Manager Communication, Relations & CSR RU III PT Kilang Pertamina Internasional, usai memantau progres pembangunan power house dan turbin.
Markun mengungkapkan harapannya bahwa dengan infrastruktur PLTMH yang lebih baik, masyarakat dusun dapat mengakses peningkatan kualitas hidup yang lebih baik. "Bagi kami, listrik tak hanya soal penerangan, tapi juga jembatan menuju peningkatan kualitas hidup," jelas Markun.
Sementara, Rachmi berharap, pembangunan turbin baru ini dapat mendukung misi Pertamina untuk menghadirkan dan memperluas jangkauan energi bersih di masyarakat, serta dapat dioperasikan dengan aman.
“Mimpi kita adalah menerangi harapan masyarakat, agar dengan EBT berupa PLTMH ini, masyarakat bisa mengakses dunia yang lebih luas, dan mampu menggerakkan roda perekonomian di desa,” ujar Rachmi.
Dengan akses listrik yang stabil, potensi kegiatan ekonomi baru pun kian terbuka, seperti pengolahan kopi lokal Semende yang namanya telah melambung di level nasional, atau usaha pengolahan produk hortikultura. “Sehingga masyarakat dapat menciptakan nilai tambah dari adanya akses listrik ini,” imbuh Rachmi.
Tak hanya itu, program DEB ini juga memungkinkan warga untuk melakukan perawatan turbin mikrohidro secara mandiri. "Dengan memiliki keterampilan teknis ini, warga dapat secara mandiri menjaga sistem PLTMH, mengurangi risiko gangguan, serta mengoptimalkan pemanfaatan energi," ungkap Rachmi.