Dari Sawah ke Watt: Transformasi Biomassa Sekam Padi Sebagai Energi Berkelanjutan

Sumatera Selatan (Sumsel) tidak hanya dikenal sebagai provinsi dengan cadangan energi yang besar, namun juga dikenal sebagai daerah lumbung pangan.

Tasmalinda
Minggu, 06 Oktober 2024 | 21:55 WIB
Dari Sawah ke Watt: Transformasi Biomassa Sekam Padi Sebagai Energi Berkelanjutan
Sekam padi yang dihasilkan tmenjadi peluang energi baru terbarukan (EBT) di Sumsel. [ANTARA]

SuaraSumsel.id - Sumatera Selatan (Sumsel) tidak hanya dikenal sebagai provinsi dengan cadangan energi yang besar, namun juga dikenal sebagai daerah lumbung pangan. Produksi beras di Sumsel pun selalu berada di urutan sebagai provinsi penghasil beras terbesar di Indonesia.

Bagaimana jika potensi lumbung pangan ini diarahkan guna mendukung percepatan energi baru terbarukan di Sumsel. Berdasarkan data Dinas Pertanian, Sumsel menghasilkan sekitar 2,8 juta ton padi per rata-rata musim tanam.

Dengan produksi padi tersebut maka diprediksi akan menghasilkan sekam mencapai 623.219,28 ton (jika diprediksi sekam ialah 20 persen dari hasil akhir produksi padi).

Betul! produksi sekam ini lah yang kemudian diarahkan menjadi energi baru terbarukan yang dikenal PLTBiomassa.

Baca Juga:Kemitraan Pertamina dan Masyarakat Banyuasin Wujudkan Perikanan Berkelanjutan

Bagaimana hitung-hitungan kebijakan di pemerintah daerah (Pemda) Sumsel? Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumsel mengungkapkan setidaknya ada lima rencana pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Rencana tersebut di antaranya pembangunan Pembangkit LIstrik Mikrohidro (PLTMH) Kenali dengan kapasitas 3,6 MW di Kabupaten OKU Selatan yang masih dalam tahap pembangunan.

Selain itu, pembangunan PLTMH Semendo berkapasitas 9 MW di kabupaten Muara Enim, rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (geothermal) PLTP Lumut Balai 2 dengan kapasitas 55 MW di kabupaten yang sama.

Dua rencana pengembangan EBT lainnya yakni pembangunan akan energi geothermal PLTP Danau Ranau dengan skema kemitraan. Sementara pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) Keramasan berkapasitas 20 MW di kota Palembang, yang disebutkan masih dalam tahap perencanaan.

Dari data ini, Sumsel sepertinya masih mengandalkan air dan panas bumi sebagai EBT. Padahal, Sumsel yang merupakan provinsi lumbung pangan menghasilkan sekam yang juga berpotensi peluang EBT yang cukup besar.

Baca Juga:Memorabilia Uang Rupiah Pecahan Rp10.000 Tahun Emisi 2005 Diresmikan di Sumsel

Sejumlah kabupaten yang merupakan produsen padi di Sumsel seperti Banyuasin, OKU Raya, Musi Rawas, Ogan Ilir dan kabupaten lainnya juga menghasilkan padi meski tidak sebanyak kabupaten produsen utama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini