Kemitraan Pertamina dan Masyarakat Banyuasin Wujudkan Perikanan Berkelanjutan

Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan memiliki potensi sektor perikanan yang besar.

Tasmalinda
Minggu, 06 Oktober 2024 | 18:40 WIB
Kemitraan Pertamina dan Masyarakat Banyuasin Wujudkan Perikanan Berkelanjutan
Pengelolaan pakan terbak biuidaya perikanan di Banyuasin

SuaraSumsel.id - Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan memiliki potensi sektor perikanan yang besar. Selama tiga tahun terakhir, kabupaten yang merupakan hasil pemekaran dari kabupaten Musi Banyuasin ini mencapai produksi budidaya ikan patin di atas 100 ribu ton.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banyuasin, Septi Fitri mengatakan mencapai 80 persen bentang alam Banyuasin merupakan daerah perairan. Dalam kunjungannya ke kawasan perikanan perikanan Terintegrasi di Kecamatan Banyuasin I, tepatnya di Desa Sungai Gerong.

"Kawasan perikanan tersebut merupakan sesuatu yang baru dan pertama di Banyuasin, bahkan Sumsel. Proses budidaya di kawasan ini terintegrasi secara end-to-end dari hulu ke hilir, dari pembenihan, pemrosesan, hingga penjualan," ujarnya menjelaskan.

Tak hanya membudidayakan ikan patin, Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) di Sungai Gerong juga membudidayakan berbagai jenis ikan lainnya baik berupa ikan konsumsi seperti gurame, nila, lele, dan gabus, maupun ikan lokal khas wilayah Sumsel seperti sepat, betok, tembakang dan jelawat.

Baca Juga:Memorabilia Uang Rupiah Pecahan Rp10.000 Tahun Emisi 2005 Diresmikan di Sumsel

“Ini baru yang pertama saya lihat, juga di Sumatera Selatan inilah yang kawasan terintegrasi, mulai dari pemijahan, pembenihan, pembesaran sampai dengan pengolahan, merupakan suatu terobosan,” kata Septi.

Berdasarkan data produksi ikan patin, Banyuasin pada 2021 memproduksi sebanyak 101 ribu ton, sedangkan pada 2022 meningkat menjadi 103 ribu ton, dan pada 2023 menjadi 104 ribu ton.

Saat ini, Kabupaten Banyuasin menduduki peringkat kedua sebagai penghasil ikan patin terbesar di Sumatera Selatan (Sumsel).

Kementerian Kelautan & Perikanan telah menetapkan Sumsel sebagai provinsi dengan kontribusi tertinggi dalam produksi ikan patin di tingkat nasional.

"Untuk itu, dibutuhkan kebijakan, langkah dan upaya serius dari berbagai pihak untuk menjaga potensi besar Banyuasin dalam sektor perikanan," ucapnya.

Baca Juga:Uang Rp3,4 Juta Berhamburan di Jalan, Kisah Jujur Pengemudi Mobil Bikin Haru

Pemijahan, Pembenihan hingga Penjualan

Menurut Septi, salah satu kendala yang dihadapi pembudidaya ialah belum tercukupinya kebutuhan pakan ikan. Harga pakan yang tinggi berdampak pada margin usaha pembudidaya.

Pokdakan Barokah dan Tunas Makmur berusaha menggerakkan kawasan perikanan itu dengan menjawab melalui memproduksi berbagai jenis pakan yang dapat dibudidayakan secara mandiri, seperti pelet maggot menggunakan media limbah tempe Plaju Ulu, tumbuhan azolla, cacing sutera dan kutu air.

Maggot dikenal sebagai sumber protein tinggi yang dapat menekan penggunaan pelet pabrikan hingga 30% sehingga membantu para pembudidaya mengurangi biaya pakan secara signifikan.

Wujudkan Keberlanjutan & Kemandirian di Masyarakat Perikanan

Geliat budidaya ikan lokal ini didukung penuh oleh PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit III Plaju melalui program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) Belida Musi Lestari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini