Perempuan Basemah, Penjaga Hutan Adat Sebagai Benteng Sungai Lematang

Hutan adat Tebat Benawa diperkirakan sudah lebih berusia 1 abad atau 100 tahun yang lalu.

Tasmalinda
Sabtu, 21 September 2024 | 13:47 WIB
Perempuan Basemah, Penjaga Hutan Adat Sebagai Benteng Sungai Lematang
Hutan adat Tebat Benawa di Pagar Alam Sumatera Selatan

Sikap sadar akan kemampuan diri juga diakui Rasma turut menyehatkannya. Dia meyakini tidak memaksakan pekerjaan yang sudah bukan waktunya, tempatnya dan bekerja cukup dengan kemampuan diri menjadi penyambung usia.

“Hidup jangan stress, kerja jangan dipaksa, sesuai kemampuan. Jika sudah ada lauk ikan, sayur dan buah, ada kayu bakar, ada kopi, ya cukup. Tidur juga harus cukup, berkebun sesuai kemampuan. Mampu tanam tomat, tanam tomat, mampu tanam pisang, tanam pisang. Hidup sesuai kemampuan,” ujarnya.

Masyarakat di desa dengan penduduk mencapai 230 KK atau sebanyak 916 jiwa, memegang teguh sejumlah hukum adat, seperti Dik tau ngiluk'i jangan merusak jadilah yang artinya jangan menjadi perusak apalagi merusak lingkungan.

Hukum adat tersebut mengajak agar berbuat baik kepada orang lain, namun jika belum mampu berbuat kebaikan maka sebaiknya jangan melakukan tindakan merusak yang merugikan kepentingan banyak orang (warga adat).

Baca Juga:Eks JI Sumsel Evaluasi Paham Radikalisme, Komitmen Kembali ke NKRI

Selain sikap hidup tersebut, kebiasaan mengkonsumsi makanan segar juga diungkap Daniah, yang kekinian sudah menginjak usia 80 tahun.

Daniah menceritakan bagaimana sangat mudah mendapatkan makanan segar seperti ikan, sayuran segar yang dimasak menjadi lalapan atau dicocol dengan sambal. Ia pun mengungkapkan tidak terlalu sering mengkonsumsi makanan berbahan kimia seperti kebiasaan masyarakat perkotaan.

Apalagi diakuinya, setiap hari dia pun menghabiskan waktu cukup untuk berjalan ke kebun sebagai olahraga harian. “Hidup perlu keseimbangan kapan ke kebun, istirahat dan ibadah,” ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini