Panen Raya Tekan Harga Bikin Deflasi Bulanan Sumsel Makin Dalam

Kondisi deflasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan deflasi bulanan sebelumnya, Juli 0,29% (mtm).

Tasmalinda
Kamis, 05 September 2024 | 07:20 WIB
Panen Raya Tekan Harga Bikin Deflasi Bulanan Sumsel Makin Dalam
Sinergis penanaman guna tekan inflasi di Sumsel [dok]

SuaraSumsel.id - Musim panen yang dialami sejumlah komoditas menggerek pertumbuhan ekonomi di Sumatera Selatan pada bulan Agustus 2024. Bank Indonesia merilis jika Sumsel mengalami deflasi sebesar 0,19% (mtm).

Kondisi deflasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan deflasi bulanan sebelumnya, Juli  0,29% (mtm). Kepala Bank Indonesia, Ricky Ghozali menjelaskan jika Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan lalu, Agustus makin memperlihatkan perbaikan.

Secara tahunan, realisasi inflasi Sumsel tercatat menurun menjadi sebesar 1,80% (yoy) dari bulan sebelumnya (1,87%; yoy). "Penurunan harga bawang merah dan jeruk disebabkan oleh melimpahnya pasokan sejalan dengan masuknya musim panen di daerah sentra yang juga didukung dengan cuaca yang kondusif," ucapnya dalam keterangan persnya.

Sementara pencapaian ekonomi Sumsel juga sejalan dengan inflasi nasional yang tercatat melandai menjadi sebesar 2,12% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya (2,13%; yoy). Selain bawang merah dan jeruk, komoditas lain sebagai penyumbang deflasi ialah daging ayam ras, telur ayam ras, dan cabai rawit

Baca Juga:Drama Pendaftaran Pilkada Empat Lawang, Eks Bupati Bantahkan Kotak Kosong

Adapun kontribusi kelima komoditas tersebut yakni bawang merah (-0,13%), jeruk (-0,09%), ayam ras (-0,05%),  telur ayam (-0,03%), dan cabai rawit (-0,02%) secara berturut-turut (BPS, 2024). 

Penurunan harga daging dan telur ayam ras diprediksi masih akan berlanjut sejalan dengan penurunan harga jagung dan Day Old Chick (DOC).

"Penurunan harga cabai rawit didukung oleh surplus neraca pangan secara nasional," ujarnya menjelaskan.

Ricky menjelaskan jika inflasi Sumsel terkendali tidak terlepas dari merupakan upaya dan peran aktif Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumsel mengendalikan inflasi melalui strategi 4K, yaitu Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif.

TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan masih terus melaksanakan kegiatan pasar murah sebagai upaya mengendalikan harga komoditas pangan di tingkat masyarakat.

Baca Juga:Waspada Cacar Monyet Merebak di Palembang! Seorang Warga Dinyatakan Suspek

"Upaya ini turut bekerja sama dengan BUMN, BUMD, perusahaan swasta, perbankan, aparat TNI dan Polri serta instansi lainnya melalui pemberian subsidi harga, subsidi angkutan maupun subsidi operasional lainnya," ucapnya 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini