Dijelaskan Nopri, produk dihasilkan, pertama video art.
Video art ini hasil ramuan puisi nan klasik dan modern, musik, tari, teater, dan multimedia, yang melibatkan penyair, penutur sastra tutur, penari, aktor, pemusik, mahasiswa, pelajar, nelayan, petani, serang perahu, dan lainnya, di Palembang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Musi Banyuasin, dan Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).
Kedua, buku dengan judul “Sastra Tutur dan Perempuan Lahan Basah Sungai Musi”.
Buku ini mencoba membaca peran perempuan di lahan basah Sungai Musi yang luar biasa, melalui sastra tutur. Narasumber kunci dari buku adalah maestro sastra tutur perempuan sejumlah wilayah di lahan basah Sungai Musi, serta informan kunci lainnya.
Baca Juga:Diskusi Video Art Bersenandung di Perahu Kajang: Menjaga Pesan-Pesan Luhur
Riset dan penulisan buku ini melibatkan akademisi, pekerja sastra, dan pegiat lingkungan.
Video art akan diputar dan diskusikan pada sejumlah perguruan tinggi serta dipublikasikan melalui media sosial.
Sementara buku selain disebarkan ke berbagai pihak, terutama ke sekolah, perguruan tinggi, dan lembaga pemerintah, juga akan didiskusikan.
Harapannya, program ini berdampak lahirnya upaya penggalian dan pelestarian seni sastra di Sumatera Selatan dengan beragam karya yang kreatif dan inovatif, dan sebagai sumber ilmu pengetahuan sehingga mendorong pemajuan kebudayaan di Indonesia.
Baik yang dilakukan pekerja budaya, pekerja seni, akademisi, pegiat lingkungan, penyelenggara pemerintahan, dan lainnya.
Baca Juga:Gerakan Minum Kopi Serentak di Pinggir Sungai Sumsel Pecahkan Rekor MURI
Program ini juga diharapkan menjadi inspirasi berbagai pihak untuk menggali, mengumpulkan dan menandai jejak kebesaran pendidikan bahasa dan sastra di masa Kedatuan Sriwijaya.