"Di tahun 2022, tendensi sekaligus adanya kekerasan terhadap jurnalis sebagaimana laporan AJI juga mempengaruhi indeks kemerdekaan pers. Selain itu, kondisi ekonomi, menjadi faktornya," sambung Asmono kemudian.
Untuk kondisi ekonomi lokal, Asmono menilai pertumbuhan media online yang pesat ternyata hanya menggantungkan pemasukan utama dari kran anggaran pemerintah daerah, yakni APBD.
"Satu kran yang diperebutkan banyak pihak ini yang juga mempengaruhi indeks kemerdekaan pers di Sumsel, apalagi di diskusi tadi menyebutkan keberlangsungan media berdasarkan dari kran APBD," ucapnya.
Karena itu, ia menyarankan sebaiknya para pengelola media punya mekanisme internal yang lebih kreatif dalam menambah pundi pendapatan. "Secara kreatif tidak mengandalkan satu kran review (pendapatan), kita harus dorong ekosistem media di Sumsel nan lebih sehat. Ini tantangan di Sumsel saat ini," sambungnya kemudian.
Baca Juga:Bukan Palembang, Capres Prabowo Subianto Awali Kampanye di OKU Raya Sumsel
Ia pun mencontohkan agar media tidak hanya mengandalkan satu platform sebagai sumber pendapatan.
Dewan Pers pun menyarankan agar Pemerintah Daerah atau Pemda memiliki instruksi hukum yang melindungi kemerdekaan pers, dengan tetap sejalan dengan aturan yang telah ada.
"Pemda harus memberi payung ekosistem pers, ada jaminan peraturan setempat, komit memberikan informasi. Tadi ada juga yang mengungkapkan mengapa tidak bisa masuk ke kelompok swasta, karena memang tidak ada instrumen peraturan daerah pendukung. Kreativitas dengan terus mengejar kualitas melalui peningkatan kapasitas harus terus didorong di Sumsel. Media tidak hanya copas informasi, kreatif lah," imbuhnya menjelaskan.
Dia menekankan ekosistem mengelola informasi tidak hanya sebagai medium menjeplak (copas) informasi yang disajikan lembaga. "Tapi lebih dari itu (copas). Sekaligus banyak platform bisa jadi etalase penghasilan," sambungnya kemudian.
Asmono pun membenarkan pertumbuhan media di Sumsel memang pesat. Catatannya Dewan Pers setidaknya sudah lebih dari 700 media online tumbuh dalam dua tahun terakhir dengan mengelola informasi yang seharusnya beragam.
Baca Juga:Harga Cabai di Sumsel Makin Naik, Pemicunya Berulang Tiap Tahun
Kerena itu perlu inisiatif membangun komunitas pers menghadapi berbagai perubahan yang teramat dinamis menjadi tantangan saat ini.