Beriklan secara digital juga butuh perhitungan bisnis. Dia mengungkapkan banyak belajar bagaimana iklan di media sosial dengan coba-coba (try and error).
“Dengan harga songket nan jutaan, biaya ekspedisi Rp250 an untuk ke pelosok daerah, tentu butuh perhitungan bisnis. Karena dengan beriklan, maka tantangan selanjutnya yakni ekspedisi yang bisa menjamin sistem COD dengan nilai barang yang besar, dan rentan resiko kembali,” ujarnya menjelaskan.
Diakui ia, pasar online atau pasar digital memang memiliki cukup tantangan. Seperti produknya kain dengan harga tinggi, tentu pembeli akan sangat detail menanyakan produknya. Dengan kebutuhan itu, toko Songket PaSH pun melayani saat pembeli ingin video call, sampai mereka yakin jika barang yang dibeli sesuai dengan keinginan.
“Tantangan selanjutnya ialah menyakinkan pembeli. Sama seperti halnya membeli pakaian di online, terkadang harus benar-benar yakin, apalagi ini kain songket yang harga paling murah ialah Rp500 ribu. Kita pun melayani jika ingin video call, kirim gambar beberapa sisi dan memastikan barang sampai dengan sistem COD,” sambung Aditia.
Baca Juga:BRIlian Preneur Asal Sumsel: Bawa UMKM Songket Palembang Naik Kelas Dengan Digitalisasi
Dengan pasar digital, Aditia mengaku mempelajari apa yang menjadi kecendrungan masyarakat digital, termasuk calon pembelinya.
Dia pun mengelola Search Engine Optimization atau SEO dalam pencarian kain songket Palembang. “Dengan makin luas pasar, tentu akan makin beragam permintaan. Ini pula yang kemudian dipelajari, agar setiap produk bisa menembus pasar-pasar yang ada, atau menciptakan pasar baru,” ujarnya.
Dengan digitalisasi, toko Songket PaSH mengakui jika pandemi memberikan berkah tersendiri.
Meski sempat mengalami penurunan pembelian di awal pandemi, namun hanya berlangsung dua bulan. Setelahnya, penjualan dan permintaan songket PaSH naik apalagi masyarakat juga mengubah budaya apa pun dari rumah, bekerja sampai belanja.
“Alhamdulilah di pandemi, toko saya malah omzetnya naik. Kami maksimalkan website baik penjualan atau branding toko guna memperluas pasar. Biasanya pembeli ialah mereka yang merupakan pekerja, dan melakukan aktivitas pembelian di sela-sela bekerja. Biasanya peningkatan pembelian dirasa saat para pekerja mulai gajian, di akhir bulan sampai mendekati pertengahan bulan selanjutnya,” ucap dia.
Baca Juga:Sumsel Siap Tuan Rumah Piala Dunia U-17, Herman Deru: Saya Sudah Dihubungi Pak Erick Thohir
Dia berpendapat terkadang pelaku UMKM apalagi fashion masih menganggap remeh jika beriklan secara digital.