SuaraSumsel.id - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) RI menggelar operasi pembasahan lahan gambut yang tersebar di enam kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) upaya mitigasi bencana kebakaran dampak cuaca panas hingga akhir tahun 2023.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI melaporkan sepanjang Januari – April 2023 setidaknya sudah 900 hektare lahan terbakar di Sumsel, 100 hektare di antaranya lahan gambut di kawasan Ogan Komering Ilir.
Adapun jumlah luas lahan yang terbakar itu meningkat ketimbang tahun 2022 di periode yang sama hanya 600 hektare lahan terbakar di Sumsel.
Operasi pembasahan lahan gambut digelar atas kerjasama antara BRGM RI dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (DLHP), TNI/Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan beberapa perusahaan hutan tanaman industri di Sumsel.
Baca Juga:Hari Lahir Pancasila, Gus Imin Khidmat Apel Kebangsaan Bersama 20 Ribu Kader NU Sumsel
Ketua Tim Operasi Pembasahan Lahan Gambut Eko Agus Sugianto, di Palembang, Selasa, mengatakan operasi pembasahan lahan gambut bertujuan untuk membasahi kembali lahan gambut yang kering dan rawan terbakar serta mengendalikan kerusakan ekosistem gambut dari kejadian kebakaran sehingga tidak menyebabkan kerusakan yang lebih luas.
Pembasahan diprioritaskan untuk lahan gambut di enam kabupaten antara lain Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Muara Enim dan Penukal Abab Lematang Ilir. Adapun pelaksanaan operasi pembasahan tersebut dilakukan sesuai surat Kepala BRGM Nomor: P.19/KaBRGM/2021.
"Pembasahan sudah mulai dilakukan pada Senin (29/5), pertama sasarannya seluas 10 hektare lahan gambut yang masuk wilayah HPT di Pedamaran, Ogan Komering Ilir dan menyebar ke daerah lainnya," kata dia.
Penyiraman menggunakan metode mengalirkan air melalui pompa hingga lahan gambut benar-benar dalam kondisi basah terendam.
Pembasahan gambut di masing-masing lokasi tersebut berlangsung hingga 10 hari ke depan kemudian berlanjut ke lokasi lainnya sesuai peta perencanaan.
"Ini adalah bagian komitmen bersama untuk menciptakan Sumsel bebas asap karhutla," kata dia.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim, Kebakaran Hutan, Lahan (PPIKHL) Sumatera KLHK Ferdian Krisnanto mengatakan kasus karhutla itu dikhawatirkan semakin meluas karena BMKG memprediksi tahun ini suhu harian akan lebih panas ketimbang sebelumnya sampai akhir tahun, puncaknya di Agustus 2023.
"Maka dari itu diperlukan peningkatan upaya mitigasi di lapangan, selain penyiraman darat juga dilakukan penyiraman udara dan menerapkan teknologi modifikasi cuaca untuk meningkatkan potensi hujan," ucapnya. [ANTARA]