Warga Sumsel Diingatkan Potensi Bencana Banjir Dan Longsor, Curah Hujan Meningkat

Warga Sumatera Selatan (Sumsel) kembali diingatkan potensi curah hujan yang tinggi yang mengakibatkan bencaana hidrometeorologi.

Tasmalinda
Sabtu, 12 November 2022 | 10:27 WIB
Warga Sumsel Diingatkan Potensi Bencana Banjir Dan Longsor, Curah Hujan Meningkat
Ilustrasi hujan lebat. Warga Sumsel diingatkan potensi bencana hujan dan longsor [antara]

SuaraSumsel.id - Warga Sumatera Selatan (Sumsel) kembali diingatkan potensi bencana hidrometerologi akibat curah hujan yang tinggi. BMKG mengungkap curah hujan di Sumsel pada dasarian awal November 2022 yang umumnya berada pada katagori menengah hingga tinggi.

Curah hujan dengan kategori menengah hingga tinggi yaitu 51 - 300 mm akan masih berlangsung. "Curah hujan tertinggi di Pos Hujan Tegalrejo, Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas sebesar 313 mm," ujar keterangan pers yang diterima, Sabtu (12/11/2022).

BMKG mengingatkan sifat hujan pada dasarian I November 2022 di wilayah Sumsel didominasi sifat hujan Atas Normal (AN).

 Peristiwa ini tidak terjadi di sebagian Empat Lawang, sebagian kecil Lahat, sebagian OKU Selatan, sebagian Muara Enim, sebagian kecil Ogan Ilir, sebagian besar Banyuasin, sebagian besar Palembang, sebagian OKI.

Baca Juga:Pabrik Miras Mansion House Oplosan di Sumsel Digerebek, Beromzet Ratusan Juta

"Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut-turut (HTH) menunjukkan Sebagian besar wilayah Sumatera Selatan masih mendapatkan hujan sampai dengan pemutakhiran data," kata BMKG

Wilayah yang mengalami HTH Sangat Pendek (1-5) terjadi di sebagian wilayah Musi Rawas, sebagian kecil Lahat, sebagian kecil OKU Selatan, sebagian kecil Ogan Ilir, sebagian kecil Banyuasin. Sementara wilayah yang mengalami HTH Pendek (6-10 hari) yaitu sebagian kecil Ogan Ilir.

Pada dasarian I November 2022 Indeks ENSO masih menunjukkan kondisi La Nina lemah dan diprakirakan kondisi La Nina masih berpotensi berlangsung hingga Januari 2023 kemudian berangsur menuju kondisi Netral. Indeks IOD juga masih menunjukkan kondisi IOD Negatif dan diprakirakan masih berpotensi terjadi hingga akhir bulan ini.

"Aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi oleh angin baratan. Prediksi anomali OLR secara spasial menunjukkan potensi pertumbuhan awan di wilayah Indonesia pada dasarian II November 2022 masih berpeluang terjadi," ujar BMKG.

Baca Juga:Sumsel Lamban Registrasi Cagar Budaya, Padahal Kaya Peninggalan Sejarah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini