Permintaan Bahan Bakar Fosil Kian Menurun Hingga 2050, Ekspor Batu Bara Anjlok

Dalam Stated Policies Scenario, porsi bahan bakar fosil pada bauran energi global turun dari sekitar 80% menjadi hanya 60% pada 2050.

Tasmalinda
Jum'at, 28 Oktober 2022 | 12:14 WIB
Permintaan Bahan Bakar Fosil Kian Menurun Hingga 2050, Ekspor Batu Bara Anjlok
Ilustrasi batu bara dari tambang. Permintaan bahan bakar fosil kian menurun hingga 2050, ekspor batu bara bakal anjlok (shutterstock)

SuaraSumsel.id - Dalam laporan World Energy Outlook (WEO) 2022, terungkap jika invasi Rusia ke Ukraina memicu krisis energi global menderek percepat transisi sistem energi dunia dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan.

Dalam skenario WEO berdasarkan kebijakan yang berlaku saat ini—dalam Outlook ini disebut Stated Policies Scenario—total permintaan bahan bakar fosil  terus menurun yang dirasa sejak pertengahan 2020.

Hal ini akan berlaku sampai akhir 2050. Penurunan itu bahkan jauh lebih cepat dan lebih jelas dalam skenario WEO yang fokus pada iklim.

“Dengan kebijakan saat ini, dunia energi berubah secara dramatis. Respons pemerintah di seluruh dunia adalah berjanji untuk menjadikan (krisis) ini sebagai titik balik bersejarah menuju sistem energi yang lebih bersih, lebih terjangkau, dan lebih aman,” kata Direktur Eksekutif IEA, Fatih Birol.

Baca Juga:Instruksi Keras Kapolda Sumsel Larang Anggota Gerebek Pakai Baju Preman, Tanpa Indentitas

Dalam Stated Policies Scenario, porsi bahan bakar fosil pada bauran energi global turun dari sekitar 80% menjadi hanya 60% pada 2050.

Emisi CO2 global juga turun perlahan dari titik tertinggi 37 miliar ton per tahun menjadi 32 miliar ton pada 2050. Penurunan juga akan terjadi dalam perdagangan batu bara global.

Outlook ini menghitung berdasarkan skenario janji yang diumumkan pemerintah negara-negara di dunia (Announced Pledges Scenario/APS) yang menyebut bahwa perdagangan global batu bara turun 25% hingga 2030 dan 60% hingga 2050.

“Ekspor Indonesia turun 30% hingga 2030 karena pasar batu bara yang digunakan sebagai bahan bakar seperti untuk PLTU dipastikan menurun,” mengutip laporan WEO 2022.

Dalam skenario Net Zero Emission (NZE), perdagangan batu bara global bisa saja menurun hingga 90% antara tahun 2021 dan 2050 karena teknologi energi bersih yang tumbuh cepat dan progresif menggantikan batu bara.

Baca Juga:Cuaca Sumsel Hari Ini: Palembang Hujan Siang Sampai Dini Hari

Laporan WEO 2022 juga memproyeksikan peningkatan permintaan energi di seluruh dunia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini