SuaraSumsel.id - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami kenaikan. Namun hal ini tidak seiring dengan peningkatan harga komoditas unggulan di Sumatera Selatan (Sumsel) seperti karet.
Harga karet di Sumsel mengalami penurunan.
“Harga karet yang semula mencapai Rp12.000 perkilogram, kini hanya Rp7.000 perkilogramnya,” ucapnya, Selasa (20/09/2022).
Dirinya sangat kebingungan, di saat harga BBM dan sembako naik namun tidak sebanding dengan pendapatan yang dihasilkannya baik perhari maupun perminggu.
Baca Juga:Dominan Diekspor ke India, Batu Bara Sumsel Mulai Menjajal Pasar Italia
“Kendaraan yang kami bawa ke ladang untuk menderes karet membutuhkan BBM. Kenaikan harga BBM benar-benar membawa dampak bagi petani karet, kami harus lebih pandai-pandai mengatur pengeluaran dan mencukupi pendapatan agar tetap bisa makan dan mencukupi kebutuhan anak-anak kami sehari-hari,” keluhnya.
Pemerintah dapat menanggapi penurunan harga ini, serta berupaya agar harga karet di OKU Timur tetap stabil. Hal ini demi keberlangsungan petani karet untuk menghidupi keluarganya. Jika harga karet masih terus dibawah standar, dikhawatirkan seluruh petani karet akan gulung tikar.
“Petani karet akan sangat bersyukur jika pemerintah ikut memperhatikan harga jual beli karet, karena dari sinilah kami para petani karet menggantungkan kehidupan dan keluarga,” ungkapnya melansir sumselupdate.com-jaringan Suara.com.