Sindikat Mafia Tanah di Banyuasin Terbongkar, Mantan Kades Dan Pelaku Mengaku Pegawai BPN Ditangkap

Kedua mafia tanah itu ditangkap pada Jumat (29/7) malam di dua lokasi berbeda.

Tasmalinda
Senin, 01 Agustus 2022 | 15:11 WIB
Sindikat Mafia Tanah di Banyuasin Terbongkar, Mantan Kades Dan Pelaku Mengaku Pegawai BPN Ditangkap
Ilustrasi sertifikat tanah. Sindikat mafia tanah di Banyuasin terbongkar, mantan kades dan pelaku mengaku pegawai BPN ditangkap

SuaraSumsel.id - Dua pelaku yang merupakan mantan kepala desa atau kades dan seorang pelaku lain yang mengaku sebagai pegawai BPN Banyuasin, Sumatera SElatan tertangkap. Keduanya bersindikat menjadi mafia tanah dengan memanfaatkan program PTSL sekaligus menerbitkan SPH palsu.

Pengungkapan itu usai Ditreskrimum Polda Sumsel membentuk tim khusus (timsus) pemberantas mafia tanah, yang langsung dipimpin Kasubdit Jatanras Kompol Agus Prihadinika dan Kasubdit Harda Kompol Haris Dinzah.

Kedua pelaku yakni, Yudi Sandra (34) warga Siring Agung, Ilir Barat I, Palembang dan Efendi Koyen (53) warga Rimba Jaya, Air Kumbang, Banyuasin.

“Setelah tim khusus mafia tanah ini dibentuk, kita berhasil menangkap dua orang pelaku pemalsuan puluhan sertifikat hak milik (SHM) program PTSL,” ungkap Kasubdit Jatanras Polda Sumsel, Kompol Agus Prihadinika, Senin (1/8/2022).

Baca Juga:ATM Bank Sumsel Babel di Pemkab Empat Lawang Dibobol Maling

Kedua mafia tanah itu ditangkap pada Jumat (29/7) malam di dua lokasi berbeda. Yudi ditangkap di Palembang dan Efendi ditangkap Banyuasin. Semuanya ditangkap tanpa perlawanan.

“Pukul 20.00 pelaku Yudi ditangkap di tempat persembunyiannya di salah satu hotel di kota Palembang. Kemudian pukul 23.30 WIB pelaku Fendi ditangkap di rumahnya di wilayah Banyuasin,” terangnya.

“Yudi ini berperan sebagai editornya dan juga mengaku sebagai pegawai kantor pertanahan (BPN) Banyuasin. Sedangkan Efendi dia itu merupakan mantan kepala desa,” kata Agus.

Melansir ANTARA, polisi amankan barang bukti berupa 19 SHM program PTSL palsu, 16 bundel SPH (surat pengakuan hak) dan sejumlah peralatan serta perlengkapan percetakan.

“Iya, sementara ini ada sekitar 19 SHM PTSL palsu yang kita sita. Saat ini kita masih terus melakukan pengembangan, baik terhadap pelaku maupun terhadap saksi korban (masyarakat) lainnya, saat ini yang sudah terdata ada 26 SHM Palsu,” jelas Agus. 

Baca Juga:Detik-Detik Kades di Sumsel Tewas Ditikam Saat Hendak Salat di Masjid, Bersimbah Darah di Tempat Wudhu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini