SuaraSumsel.id - Sepasang suami istri lansia di Palembang Sumatera Selatan atau Sumsel tinggal di sebuah rumah berdinding kayu yang tampak reyot dan sudah dimakan rayap.
Mbah Sawinah begitulah wanita lansia itu memperkenalkan dirinya kepada Suara.com. Sambutan ramah dengan senyuman ia lontarkan saat membukakan pintu.
Di depan halaman rumahnya, Mba Sawinah bercerita saat pertama kali tinggal di Jalan Tanjung Raya Rt 23 Rw 05 Kelurahan Sukodadi, Kecamatan Sukarami, tepatnya di dekat Langgar al-Ikhlas. Saat itu, sekitar rumahnya masih dipenuhi pohon-pohon besar.
"Dari rumah gedong belum ada, mbah sudah d isini. Masih ada ular berkeliaran. Ini pondok tua, sekarang sudah banyak yang bolong. Seperti inilah pondok mbah ini," ujarnya sembari menunjuk rumah miliknya, Kamis (28/4/2022).
Baca Juga:Pemudik Mulai Padati Pulau Sumatera, Ini Prakiraan Cuaca Sumsel Jumat 29 April 2022
Bersama suaminya, Mbah Suparman, mereka tinggal sedari tahun 1975. Awalnya, mereka diberikan tanah oleh kreyo atau lurah zaman dulu untuk dimiliki seumur hidup.
"Dibangun rumah ini sama suamiku, jadilah tempat kami tinggal sampai sekarang. Ini (sembari menunjuk pohon kapuk randu di sebelah kiri rumah) dari masih kecil sampai tumbuh sebesar ini, usianya sama kayak rumah mbah," sampainya.
Selama 47 tahun dihuni, rumah milik Mbah Sawinah dan Mbah Suparman jarang dilakukan renovasi. Bahkan saat ini, pinggiran kayu bagian sudut rumahnya sudah berlubang kecil. Begitu juga bagian atap, hanya dilapisi triplek untuk mencegah kebocoran saat hujan.
"Mau dibangun duitnya dari mana, rumah yang lain gedong semua rumah saya seperti ini gak apa-apa sebenarnya. Asalkan jangan bocor semua. Kalau hujan harus siapkan baskom dan panci di bagian dalam ini, biar nampung airnya," lanjutnya.
Apalagi saat ini keluhan sakit di bagian lututnya kian terasa ketika berjalan. Sehingga membuatnya sering berhenti, bahkan untuk sampai ke warung di dekat langgar bisa puluhan kali berhenti.
"Saya bejalan masih kuat, tapi sakit disini, maaf ya (sembari menyingkap kainnya hingga batas lutut) yang ini sakit menyut-menyut, jadinya mudah capek," ucap Mba Sawinah menunjukkan bagian belakang lututnya yang sering sakit.
"Kadang mau tarawih itu kepingin sekali, tapi kaki gak kuat lagi. Alhamdulillah, masih bisa puasa. Mbah ini sudah gak bisa bekerja lagi, kaki ini nah sakit. Jadi di rumah aja," tambahnya.
Sebelum mengalami sakit di bagian kaki, Mba Sawinah masih sanggup berusaha mencari rezeki membuat atap dari alang-alang. Dirinya pun memanfaatkan belara (bahasa jawa) atau pelepah daun kelapa kering untuk dijadikan sapu lidi.
Sementara sang suami bekerja sebagai pencetak batu bata dulunya. Namun saat ini Mbah Suparman sering mengalami sakit pinggang dan bermasalah dalam hal pendengaran.
Melihat kondisi sepasang suami istri renta ini membuat warga sekitar iba dan memberikan bantuan semampu mereka. Tak henti-hentinya, Mba Sawinah berterima kasih ketika Ia menceritakan para tetangganya yang berbaik hati membagi rejeki kepada mereka.
Mba Sawinah bukanlah asli Palembang, melainkan perantau dari Tanah Abang Jakarta. Ketika ditanya usia, dirinya menjawab sudah hidup sejak zaman penjajahan Jepang.
- 1
- 2