SuaraSumsel.id - Salat atau sholat Dhuha dilaksanakan sejak matahari terbit hingga matahari tergelincir atau disebut dengan waktu Dzuhur. Salat Dhuha minimal dilaksanakan sebanyak dua rakaat dengan maksimal delapan rakaat.
Selain itu, dianjurkan juga membaca doa untuk membaca doa sebagai berikut sebagaimana ditemukan di kitab-kitab fiqih Mazhab Syafi’i yaitu I’anatut Thalibin, Tuhfatul Muhtaj, Hasyiyatul Jamal. Berikut ini lafal doa salah dhuha latih dan terjemahannya:
Allhumma innad dhuh’a dhuh’uka, wal bah’a bah’uka, wal jamla jamluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka.
Artinya, “Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu.”
Allhuma in kna rizq fis sam’i fa anzilhu, wa inkna fil ardhi fa akhrijhu, wa inkna mu’siran (mu‘assaran) fa yassirhu, wa in kna harman fa thahhirhu, wa inkna ba‘dan fa qarribhu, bi haqqi duh’ika wa bah’ika wa jamlika wa quwwatika wa qudratika. tin m atayta ‘ibdakas shlihn.
Artinya, “Wahai Tuhanku, jika rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah. Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sukar atau dipersulit (kudapat), mudahkanlah. Jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah dengan hak dhuha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh.”
Dianjurkan membaca lafal doa berikut ini:
Allhumma bika ushwilu, wa bika uhwilu, wa bika uqtilu.
Artinya, “Dengan-Mu, aku menerjang. Dengan-Mu, aku berupaya. Dengan-Mu, aku berjuang.”
Adapun doa salat Dhuha penutup dengan lafal berikut in, sebanyak 40 atau 100 kali jika memungkinkan:
Rabbighfir l, warhamn, wa tub ‘alayya, innaka antat tawwbur rahm.
Artinya, “Tuhanku, ampunilah aku. Kasihanilah daku. Terimalah tobatku. Sungguh, Kau maha penerima tobat dan maha penyayang.”
Inilah lafal doa setelah salat Dhuha yang dianjurkan untuk dibaca.