SuaraSumsel.id - Bung Karno atau Presiden Sokarno sering menyebut sebuah istilah yang kontroversial, islam sontoloyo. Istilah inipun kemudian diungkap dan dibahas sejarawan Islam Zainul Milal Bizawie.
Tulisan Islam Sontoloyo Bung Karno dinilai sebagai karya autokritik agar umat Islam Indonesia berfikir maju. Tulisan itu menyimpan cita-cita Soekarno yang ingin Islam menjadi agama yang maju sehingga menjadikannya sebagai api sejarah peradaban.
Tulisan Sokarno pada era prakemerdekaan dihahas pada acara "Inspirasi Ramadhan" dengan tema Inspirasi Keteladanan Islam Bung Karno dalam akun YouTube BKN PDIP di Jakarta, Kamis (14/4/2022).
"Bung Karno sangat ingin Islam sebuah kemajuan. Oleh karena itu, Bung Karno melihat Islam ini sebagai sebuah api Islam atau api sejarah," tuturnya dalam siaran persnya.
Ungkapan Islam sontoloyo yang dipilih oleh Bung Karno menjadi kontroversi pada zamannya.
"Jadi, memahami kata itu jangan langsung buat Islamnya yang sontoloyo. Akan tetapi, muslim yang sontoloyo," katanya.
Dia pun menjelaskan apa yang menjadi latar belakang Sukarno menulis Islam sontoloyo, yakni sebagai upaya membuka pikiran muslim Indonesia agar lebih segar dan kontekstual.
"Saya kira maksud dari Bung Karno ini arahnya adalah sebagai seorang muslim bangsa Indonesia ini jangan hanya mengimpor sesuatu yang lama saja tanpa ada perubahan-perubahan, harus fleksibel harus elastis harus meramu kembali ajaran Islam ini sehingga kontekstual dan bisa menjawab tantangan-tantangan bangsa," ungkap Zainul.
Sejarawan asal Pati ini mengatakan jika Islam di mata Sokarno memiliki fleksibilitas, dinamisitas, dan progresivitas. "Bung Karno melihat Islam itu sangat dinamis sekali, progresif sekali sehingga semua pihak harus melihat ada paham-paham yang itu tidak dapat diubah tetapi juga Islam sangat kontekstual," ujarnya.
Baca Juga:Kopi Pagar Alam Sumsel Siap Ekspor, Sasar Segmen Pasar Produk Premium
"Kalau tidak melakukan perubahan-perubahan menyesuaikan zaman nanti, muslim akan sontoloyo. Jadi, kayak Islam tuh tidak bisa apa-apa, enggak bisa menjawab apa-apa hanya bisa menjawab hal-hal yang bersifat kuno sehingga artinya bangsa Indonesia ini. Kalau muslimnya seperti itu, pasti akan kalah dengan bangsa-bangsa lain," tegas Zainul. (ANTARA)