SuaraSumsel.id - Perihal akuisisi klub sepak bola Sriwijaya FC, oleh pengusaha asal Sumatera Selatan, Iwan Bomba tampaknya belum berujung sepakat. Baik pihak Bomba Group maupun pihak manajeman klub, belum memberikan informasi perkembangan akusisi klub Laskar Wong Kito ini.
Beredar kabar, Iwan Bomba atau pengusaha Bomba Group bakal berat mengakuisisi Sriwijaya FC. Ketua Suporter Dirigen Ultras Palembang, Qusoi mengungkapkan jika informasi terakhir yang diperolehnya, hanya dari Sekretaris Perusahaan PT Sriwijaya Optimis Mandiri (PT) Faisal Mursyid.
"Faisal Mursyid mengabarkan kami, kalau mereka baru memaparkan kisi-kisi, berarti itu belum finalisasi. Dari paparan kisi-kisi itu tim bomba group menilai," ujarnya saat dihubungi Suara.com, Rabu (23/3/2022).
Diakui Qusoi, pihak Bomba Group melakukan pertimbangan yang cukup berat guna mengakuisisi Sriwijaya FC. Bahkan, menurut dia, jika dipersentasekan Bomba Group hampir 60 persen berat mengakuisisi klub Sriwijaya FC ini.
Baca Juga:Deklarasi Dukung Ganjar Pranowo Jadi Presiden 2024, Santri di Sumsel: Pak Ganjar, Laju Nian 2024
"Dari berita yang beredar bahwa Bomba Group itu bukan batal, tetapi berat untuk mengakuisisi Sriwijaya FC. Berat itu bisa jadi iya atau gak ke depannya nanti, belum tau, masih menunggu," sambungnya.
Menurut Qusoi, salah satu pertimbangan beratnya ialah sistem keuangan Sriwijaya FC yang tidak sehat, di antaranya masih ada kewajiban yang harus dibayarkan, terutama gaji pemain.
"Jika mau akuisisi, tapi mungkin Iwan Bomba sudah pikir panjang," katanya memprediksikan.
Jika pun akuisisi, ia berharap agar kepemilikan saham mayoritas tidak lebih dari 65 persen. "Yang jelas hutang-hutang harus dibayar dulu, gaji-gaji pemain, belum lagi ke depan harus menghidupi Sriwijaya FC, sebagai klub bola Wong Kito," bebernya.
Tak hanya Qusoi, Ketua Suporter Singa Mania Yayan Heriansyah juga mengatakan hal yang cukup sama. Jika saat ini, Sriwijaya FC memiliki kewajiban yang belum lunas.
Baca Juga:Santri di Wilayah Sumsel Bagi-bagi Sembako ke Masyarakat Sambil Deklarasi Dukung Ganjar
"Kalau kami lihat di dalam manajemen Sriwijaya FC ini banyak utang terhadap pemain dan segala macamnya. Artinya uang kas manajemen ini ada permasalahan," ujarnya kepada Suara.com Rabu, (23/3/2022).
Persoalan akuisisi bukanlah sebuah solusi atas permasalahan keuangan yang dialami Sriwijaya FC saat ini.
"Yang harus manajemen Sriwijaya FC selesaikan adalah mengaudit keuangan mulai dari dana hibah, sponsor, hingga kalaupun ada penjualan tiket. Kalau persoalan sudah selesai, barulah mau diakuisisi atau tidak," imbuhnya.
Yayan juga menginginkan permasalahan gaji pemain yang belum dibayarkan untuk segera diselesaikan, agar klub Sriwijaya FC kembali melakukan persiapan untuk liga 2 musim ini.
"Ada 10 pemain yang belum dibayarkan gajinya. Setiap pemain memiliki nominal bayaran yang berbeda-beda tergantung dengan kontrak mereka," terang dia.
Kontributor: Melati Putri Arsika.