Digitalisasi Kolektif Bikin Bisnis Pempek Moncer Meski Pandemi

Digitalisasi kolektif atau bersama-sama akan mendorong iklim usaha seperti makanan khas Pempek moncer meski menghadapi situasi Pandemi COVID-19.

Tasmalinda
Sabtu, 30 Oktober 2021 | 19:55 WIB
Digitalisasi Kolektif Bikin Bisnis Pempek Moncer Meski Pandemi
Minah memperlihatkan logo pempek buatannya [Suara.com/Tasmalinda]

SuaraSumsel.id - Saat matahari beranjak ke ufuk barat, gelombang ombak Sungai Musi pun meninggi, bergantian menghantam kaki rumah panggung di kawasan 7 Ulu Palembang. Gegap kaki Minah pun makin bergerak cepat menuruni anak tangga usai menunaikan shalat subuhnya.

Dengan sigap ia membuka bagian bawah rumah panggung yang sudah dipermanenkannya sebagian menjadi dapur dengan desain terbuka.

Ia mulai menurunkan jendela kayu-kayu dapurnya sekaligus mendapati wajah para pekerjanya yang mulai berdatangan ke dapurnya tersebut. Pekerja yang datang terlebih dahulu, terlihat juga gesit membuka jendela kayu berukuran sekitar 1,5 meter tersebut.

“Masuk, masuk,” sapa Minah sembari menurunkan jendela tersebut.

Baca Juga:Dirampas Puluhan Tahun, Warga Tanjung Rancing Sumsel Siap Rebut Tanah yang Dikuasai PT TMM

Setelah semua bagian bilik jendela terbuka. Udara dari hembusan Sungai Musi mulai merasuk bersamaan gerak-gerak tangan-tangan pekerja memulai pekerjaan harian mereka. 

Ya, mereka adalah salah satu produsen pempek di Kampung Kreasi pempek di Kawasan 7 Ulu Palembang, Sumatera Selatan.

Pegawai di dapur Minah memasak pempek [Suara.com/Tasmalinda]
Pegawai di dapur Minah memasak pempek [Suara.com/Tasmalinda]

Dapur yang disulap menjadi ruang kerja bersama itu akhirnya dipadati dengan beragam peralatan masak. Setidaknya Minah mempekerjakan 5 orang tetangga saat Suara.com hadir di dapur pagi itu.

Kurang lebih sekitar 10 menitan, seluruh peralatan masak telah berada di tengah dapur yang sekitar berukuran 8 meter x 6 meter dengan kondisi bersih.

Bahan utama pempek mulai diturunkan dari lemari pendingin. Tentu daging ikan segar yang dibungkus jadi beberapa kantong kecil. Daging ikan Tenggiri segar yang masih beruap es, dikumpulkan dalam satu wadah besar. 

Baca Juga:Kasus Anak Alex Noerdin, KPK Periksa Wakil Bupati Musi Banyuasin di Polda Sumsel

Dalam seharinya, Minah menghabiskan 60 kg daging ikan Tenggiri. Penyuplai daging ikan mendatangkannya saat menjelang tengah malam dengan kondisi masih segar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini