Hikayat Tubuh Rempah, Tentang Jalur Rempah yang Hilang

Rumoh Seni Glinyoeng Art dari Aceh Darussalam akan menampilkan Hikayat Tubuh Rempah (Eksplorasi jalur rempah yang hilang).

Tasmalinda
Jum'at, 29 Oktober 2021 | 22:46 WIB
Hikayat Tubuh Rempah, Tentang Jalur Rempah yang Hilang
Festival Teater Sumatera 2021 [Istemewa]

SuaraSumsel.id - Rumoh Seni Glinyoeng Art dari Aceh Darussalam bakal menampilkan “Hikayat Tubuh Rempah (Eksplorasi jalur rempah yang hilang)” pada Festival Teater Sumatera 2021 di Taman Budaya Sriwijaya, Palembang, 11-13 November 2021 mendatang.
 
Dijelaskan Rasyidin, Penulis naskah dan sutradara pertunjukan “Hikayat Tubuh Rempah”, penggarapan artistik dengan pendekatan seni pertunjukan tradisional tutur PM Toh, dan seni pertunjukan Mop-mop.

Selain itu, pemunculan ruang teater tubuh sebagai pengikat oase peristiwa dramatik. Peristiwa dramatik digarap berbentuk tragedy comedy dan dibumbui konsep comical.
 
Seni Tutur PM TOh akan digunakan sebagai konsepsi untuk membangun penceritaan peristiwa sejarah keberadaan jalur rempah terkait sejarah Kerajaan Perlak tahun 250 Masehi, dan Kerajaan Samudra Pasai yang berdiri pada tahun 750 M. 

Tuturan juga mengeksplor keberadaan Kerajaan Aceh Darussalam yang berdiri pada tahun 1511 M.

Unsur-unsur peristiwa sejarah itu dicoba dikaitan dengan sejarah sebenarnya, dan dikaitkan dengan keberadaan Kerajaan Sriwijaya lahir pada abad ke-7.

Baca Juga:Dirampas Puluhan Tahun, Warga Tanjung Rancing Sumsel Siap Rebut Tanah yang Dikuasai PT TMM

Semua peristiwa itu diceritakan dengan gaya tuturan pendekatan cerita hikayat modern.
 
Konsep seni pertunjukan Mop-mop Aceh dengan pendekatan musik biola sebagai instrument tunggal kesenian Aceh tersebut menggunakan tokoh mempelai laki-laki dan perempuan serta penggunaan Ayah mempelai perempuan.
 
Pendekatan estetik untuk mengangkat gerak pertunjukkan tradisional Aceh sebagai landasan teknis untuk membangun struktur peristiwa dua tokoh masyarakat Aceh yang bertanya tentang keberadaan sejarah masa silam.
 
Penggunaan konsep pertunjukan Mop-mop dengan penggunaan bloking movement bergerak keliling melingkar di titik central dengan berpasangan menjadi penawaran pilihan estetik mengenalkan kesenian tradisonal Aceh yang sudah ada sejak tahun 1900.

Peristiwa movement bergerak melingkar yang ada pada seni Mop-mop dipercaya akan mampu meberi penggabaran bagaimana perjalanan dua insan manusia Aceh untuk mencari jejak keberadaan sejarah jalur rempah.
 
Adapun alasan menggunakan dua seni pertunjukan tradisional Aceh tersebut, “Dua seni tradisional tersebut diambang kepunahan. Menggunakan gerak tradisional tersebut dimanfaatkan dengan gerak tubuh atraktif kontemporer,” kata Rasyidin.
 
“Saya juga mencoba memanfaatkan moment Festival Teater Sumatera 2021 di Palembang sebagai ruang untuk mengkampanyekan seni tradisi Aceh agar dapat diketahui oleh generasi muda Aceh, juga misi untuk terus melakukan upaya pengembangan bagaimana konsep seni pertunjukan tradisional Aceh dapat diketahui oleh generasi muda Aceh dan daerah lainnya di Indonesia,” katanya.
 
 

Proses latihan Hikayat Tubuh Rempah oleh Rumoh Seni Glinyoeng Art [istimewa]
Proses latihan Hikayat Tubuh Rempah oleh Rumoh Seni Glinyoeng Art [istimewa]


Judul Pertunjukan: 
Hikayat Tubuh Rempah (Eksplorasi jalur rempah yang hilang)
Komunitas:
Rumoh Seni Glinyoeng Art
Penulis Naskah/Sutradara:
Rasyidin
Pemain:
1.  Rasyidin

2. Dewi Kaerwina

3. M. Andriansyah

Baca Juga:Kasus Anak Alex Noerdin, KPK Periksa Wakil Bupati Musi Banyuasin di Polda Sumsel

VideoArt:

  1. Teuku Afifuddin
  2. Islahuddin
     

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini