SuaraSumsel.id - Keberadaan masyarakat adat di Indonesia menjadi kekayaan yang membanggakan. Apa sebenarnya yang dimaknai sebagai masyarakat adat?
Melansir Sumselupdate.com - jaringan Suara.com, Deputi Sekjen untuk Urusan Sosial Budaya di Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Mina Setra mengatakan Masyarakat Adat merupakan sekelompok manusia dengan identitas budaya yang sama, serta ikatan batiniah atas suatu ruang geografis sebagai rumah bersama.
Rumah ini dikuasai, dijaga, dan dikelola secara turun-temurun sebagai wilayah kehidupan sejak zaman leluhurnya.
Karakteristik dari Masyarakat Adat diantaranya memiliki aturan adat, nilai-nilai adat, adat istiadat, serta mungkin saja legenda.
Baca Juga:Nelayan Sumsel Diminta Waspada saat Melaut, Cuaca Memburuk
Travel blogger Satya Winnie sangat senang mengunjungi kampung-kampung adat. Salah satu insight yang didapat ialah soal slow living.
“Kehidupan yang kita jalani selama ini serba cepat, sedangkan di kampung adat serba lambat. Namun, hal itu tidak mengurangi kebahagiaan mereka. Manusia dituntut untuk beradaptasi, tetapi ketika memilih untuk tidak beradaptasi dengan teknologi, ternyata tidak apa-apa, kok. Dunia mereka tidak runtuh hanya karena tidak punya handphone atau televisi. Inilah yang saya kagumi dari mereka,” ujarnya.
![Ilustrasi masyarakat Dayak Meratus menyiapkan sajian saat aruh (ritual) Bawanang (pesta panen padi) di Balai Adat Dusun Bayawana, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Sabtu (17/7/2021) malam. [antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/08/10/87615-masyarakat-dayak-meratus-masyarakat-adat.jpg)
Berikut 5 fakta masyarakat adat di Indonesia:
1. Produktif selama pandemi
Masyarakat adat aktif menjalankan ritual dan meracik berbagai ramuan meningkatkan imunitas mereka. Di samping itu, mereka juga meletakkan berbagai simbol dalam menangkal bahaya. Meski pemerintah tidak menetapkan lockdown, masyarakat adat berinisiatif menerapkan lockdown sendiri dari Maret 2020 hingga Mei 2021.
“Jadi, selama satu tahun mereka tidak memperbolehkan orang keluar masuk kampung. Dengan begitu, mereka aman dari pandemi,” kata Mina.
Baca Juga:Pupuk NPK Mutiara Palsu Beredar di Sumsel, Polisi Sita 700 Sak
Selama lockdown, karena tidak ada virus yang mengancam di kampung, mereka bebas beraktivitas. Kebanyakan memilih bertani.