Lebih Banyak Beli Rokok daripada Beras? Ini Fakta Mengejutkan Warga Sumsel

Sebuah fakta mengejutkan disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan, di mana pengeluaran per kapita masyarakat Sumsel

Tasmalinda
Minggu, 06 Juli 2025 | 11:06 WIB
Lebih Banyak Beli Rokok daripada Beras? Ini Fakta Mengejutkan Warga Sumsel
konsumsi rokok warga Sumatera Selatan

SuaraSumsel.id - Sebuah fakta mengejutkan disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan, di mana pengeluaran per kapita masyarakat Sumsel untuk rokok ternyata lebih tinggi dibandingkan pengeluaran untuk beras.

Temuan ini menjadi sinyal keras bahwa tantangan pembangunan daerah bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga menyentuh perilaku dan kesadaran masyarakat.

Dalam kampanye edukatif menjelang Sensus Ekonomi 2026, BPS menyoroti urgensi perubahan pola hidup melalui data yang cukup mencengangkan.

Dalam waktu hanya satu minggu, masyarakat Sumatera Selatan rata-rata mengisap lebih dari 19 batang rokok per kapita! Angka ini berasal dari konsumsi rokok kretek filter sebanyak 14,10 batang, disusul rokok kretek tanpa filter sebanyak 5,30 batang, serta rokok putih 0,57 batang.

Baca Juga:Jangan Asal Klik! Pinjol Ilegal Masih Mengintai di Sumbagsel, Ini Cara Aman Kelola Keuangan Digital

Tak hanya itu, konsumsi tembakau linting juga tercatat mencapai 0,02 ons, ditambah 0,15 satuan untuk rokok dan tembakau jenis lainnya.

Data ini mencerminkan tingginya ketergantungan terhadap produk tembakau di tengah masyarakat, dan menjadi peringatan keras akan pentingnya edukasi gaya hidup sehat yang lebih masif.

Jika dijumlahkan, konsumsi per minggu ini menunjukkan tingginya ketergantungan terhadap rokok dalam keseharian masyarakat Sumsel. Ironisnya, pengeluaran untuk kebutuhan pokok seperti beras justru lebih rendah dibandingkan rokok. Hal ini menyiratkan adanya urgensi untuk merefleksikan ulang prioritas konsumsi rumah tangga.

jumlah konsumsi rokok warga Sumatera Selatan
jumlah konsumsi rokok warga Sumatera Selatan

“Kita disadarkan bahwa pembangunan itu bukan cuma tentang pertumbuhan ekonomi, tapi juga bagaimana mengubah pola pikir masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya hidup sehat,” tulis Kepala BPS Sumsel, Wahyu Yulianto dalam kampanye visualnya.

Data ini seharusnya menjadi alarm bagi berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, tokoh masyarakat, hingga kalangan muda  untuk mengampanyekan gaya hidup sehat dan mengurangi konsumsi rokok. Terlebih, dampak kesehatan dan ekonomi dari rokok sangat besar: mulai dari meningkatnya beban pembiayaan kesehatan hingga menurunnya produktivitas kerja.

Baca Juga:Inflasi Sumsel Naik Tipis, Tapi Masih Aman! Ini Langkah Pemerintah Kendalikan Harga Pangan

jumlah konsumsi rokok warga Sumatera Selatan
jumlah konsumsi rokok warga Sumatera Selatan

Ajakan BPS untuk “Yuk pikir ulang!” menjadi pesan moral yang kuat.

Hidup sehat bukan hanya demi diri sendiri, tetapi juga demi masa depan Sumatera Selatan yang lebih cerdas, sehat, dan produkti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak