Jikapun menyebut beberapa rumah ibadah klenteng yang pernah didonasikan, maka hal tersebut sangat umum dan sulit dilacak.
Sama seperti halnya, umat muslim yang menyumbang ke kotak amal di masjid, tentu pengurus masjid akan tidak mudah melacak sang donatur jika pun donasi tersebut sering dituliskan Hamba Tuhan.
Dalam kesempatan meminta maaf kepada masyarakat Indonesia, Kapolda Sumatera Selatan mengungkapkan kronologis dirinya dihubungi oleh Kadinkes Sumatera Selatan dan Prof Hardi Darmawan yang merupakan dokter keluarga Akidi Tio.
Dalam kesempatan itu, Kapolda dan dokter Keluarga tidak ingin menerima uang donasi tersebut secara tertutup karena mengingat dana donasi yang besar.
Baca Juga:Diduga Fiktif, PPATK Ungkap Ada Keanehan soal Donasi Keluarga Akidi Tio ke Polda Sumsel
Dikatakannya, donasi harus disebarluaskan agar muncul transparansi dalam pengelolaan dana sebesar itu.
Barulah dua hari kemudian, 26 Juli 2021 dilakukan serah terima simbolik yang dilakukan anak bungsu Akidi Tio kepada Kapolda Sumatera Selatan.
Saat itu, sempat disebutkan jika donasi berbentuk cek yang kemudian akan ditransferkan kepada sosok Kapolda Sumatera selatan.
Namun dalam bilyet giro, tertera bukan nama Kapolda Sumatera Selatan, melainkan penerimannya ialah bendahara Polda Sumtare Selatan, Heni Kroesnawati.
Sampai 10 Agustus ini, polisi masih menelusuri dana tersebut. Anak bungsu Akidi Tio sendiri belum diperiksa lanjutan dengan alasan menunggu hasil tes kesehatan kejiwaan yang dilakukan tim Polda Sumatera Selatan.
Baca Juga:Perpres Danau Prioritas Diteken Jokowi, Danau Ranau Sumsel Tak Masuk Prioritas