SuaraSumsel.id - Indonesia dengan multi kultural bukan hanya melahirkan keberagaman bahasa, pakaian, kain, namun juga kuliner. Banyak ditemukan kuliner yang merupakan akulturasu tradisi kuliner melayu, Arab, Tionghoa, India dan Eropa. Salah satunya kuliner mi.
Di Bangka Belitung, terdapat yang namanya Mi Koba. Kuliner ini pun diyakini sebagai penambah umun imunitas tubuh karena kaya protein dan rempah.
Rabu (14/07/2021) sore udara di Kota Pangkalpinang cukup dingin. Sudah tiga hari hujan mengguyur Pangkalpinang. Menyantap mi koba mungkin pilihan yang tepat untuk menghangatkan tubuh.
Di Pangkalpinang, salah satu mi koba yang terkenal atau sering dikunjungi para pendatang dari luar Bangka yakni “Mie Koba Iskandar”.
Mi koba ini berada di Jalan Balai, Gedung Nasional, Taman Sari, Pangkal Pinang yang buka dari pukul 08.00 WIBpagi hingga 22.00 WIB malam.
Tidak terlalu lama untuk menikmati mi koba. Hanya menunggu sekitar 2-5 menit setelah dipesan pada penjualannya.
Mi dihidangkan pada piring berukuran sedang, yang disiram kuah benih kecoklatan, serta diberi toping seledri dan daun bawang.
Meskipun belum dikasih sambal, saat dihirup kuahnya sudah terasa pedas, asin, asam, dan gurih. Jika ingin rasa manis atau bertambah pedas atau asam, di atas meja disediakan kecap manis, sambal cabai merah, dan jeruk nipis.
Pendamping makanan ini juga disediakan telor ayam yang direbus dan kerupuk ikan.
“Pedas ini karena bumbunya menggunakan lada,” kata Dian Maulina, warga Palembang yang mengaku selalu menikmati mi koba jika berkunjung ke Bangka, saat mendampingi saya.
Untuk satu porsinya, mi koba ini juga relatif terjangkau, harga satu porsi Rp15.000, “Jika ditambah telor dan kerupuk sekitar Rp20.000,” sambung Dian.
Sama seperti masakan tradisional lainnya di Indonesia, mi koba juga kaya dengan rempah, protein, dan vitamin. Kuliner yang tentunya baik guna meningkatkan imunitas pada masa pandemi Covid-19 ini.
Kuah mi koba terdiri dari rempah lada, jahe, bawang putih, bawang merah, cengkeh, kayu manis. Kemudian ditambahkan kaldu dan daging ikan tenggiri yang sudah dihaluskan.
“Vitamin didapatkan dari jeruk nipis, taoge, dan cabai,” tutup Dian.
Nama “Mi Koba Iskandar” muncul ketika Iskandar, pemilik warung Mi Koba Iskandar, mengikuti pameran kuliner mewakili kabupaten Bangka.
Saat stannya masih bergabung dengan Sumatera Selatan, ia berusaha ingin memiliki nama pembeda dengan mi yang sudah ada.
Sementara kata Koba sendiri, di ambil dari sebuah daerah di Kabupaten Bangka Tengah.
Dahulunya, sekitar tahun 1987, Iskandar bersama temannya berjualan mi dengan kuah berbahan ikan tenggiri dengan gerobak di Kecamatan Koba, Bangka Tengah.
Sayang, saat Suara.com ingin mewawancarai Iskandar, guna menggali lebih dalam sejarah mi koba, yang bersangkutan tidak ada di warungnya. “Bapak lagi pulang ke rumah di Koba,” kata seorang pelayan di warung Mie Koba Iskandar.
Baca Juga:Tolak Tambang, Ratusan Nelayan Bangka Duduki Kapal Isap
Kontributor : Humaidy Kenedy