SuaraSumsel.id - Munculnya fenomena artis dengan pamer kekayaan hingga akhirnya dikritik oleh Ade Armando dibahas oleh Deddy Corbuzier dalam Podcastnya.
Menurut Deddy, perdebatan netizen mengenai video Ade Armando yang merupakan pakar sosiolog terjadi karena netizen tidak melahap habis ulasan yang disiarkan dalam video tersebut. Sedangkan yang dikatakan artis pamer barang mewah juga karena mencari uang lewat konten.
Ulasan Ade Armando mengungkapkan makin banyaknya artis yang pamer kekayaan menjadi fenomena tersendiri saat ini.
Jika dahulu, hal seperti ini mungkin akan sangat jarang terjadi, namun dengan adanya perkembangan teknologi seperti halnya smartphone lainnya, membuat aktivitas "pamer" menjadi merebak.
Baca Juga:Tahun 2021, Sumsel Fokus Penanganan 10 Daerah Rawan Karhutla
Beberapa waktu lalu, Ade Armando diungkapkan Deddy, mengunggah sebuah ulasan mengenai fenomena pamer gaya artis ini akan mempengaruhi kehidupan berbangsa.
Di mana, bagi mereka yang ekonomi ke bawah akan menilai sangat mudah mencari uang dengan pamer-pamer kekayaan.
Munculnya perbedaan cara hidup antara si kaya dan si miskin ini yang akhirnya juga bisa memicu bibit-bibit kejahatan di tengah masyarakat, seperti perampokan hingga terorisme.
"Lalu apakah Ade Armando salah?, maka saya katakan Ade Armando benar 100 persen, tidak salah. Ia hanya mengungkapkan khawatiran yang disampaikan jika fenomen ini terus berlangsung," ungkap Deddy Corbuzier dalam Podcast yang dibagikan paad kanal YouTubenya, Kamis (15/4/4/2021).
Lalu, pada Podcast dengan judul Surat Terbuka Tuk Atta Halilintar, Andre Taulani, dan Pamer Kekayaan,Deddy melanjutkan ulasannya.
Baca Juga:Dirugikan Muncul Meme Alex Noerdin, Fraksi Golkar Sumsel Lapor Polisi
Ia menanyakan, apakah juga salah para artis membuat konten yang seolah pamer kekayaan tersebut. Deddy langsung menegaskan, jika konten yang demikian juga tidak bisa disalahkan.
"Karena pembuat konten mengetahui pasar, tahu siapa penontonnya. Mereka juga bikin konten itu, buat cari duit juga," ujar Deddy.
"Lalu, siapa yang salah?" tanya Deddy menimpal.
Sebagai yang juga suka membuat konten di akun media sosial, Deddy Corbuzier mengakui jika netizen yakni penonton Indonesia memang suka disajikan mimpi-mimpi kemewahan, malah sangat tidak suka konten-konten yang bersifat edukatif.
"Cuba jika kontennya edukatif, itu sepi penontonnya. Netizen itu sukanya seneng melihat orang naik mobil mewah, meski ia tidak mampu membeli mobil mewah, ia hanya bahagia jika melihat orang lain bahagia punya mobil mewah. Itu saja," terang Deddy.
Itulah, sambung Deddy, netizen Indonesia cendrung tingkat pendidikannya masih rendah.
"Hal itu (tingkat pendidikan). Kenapa yang perlu diperbaiki yakni mindset (pemikiran) netizen," tegas dia.
Lama ke lamaan, kata Deddy berpendapat, tontonan di media sosial juga akan mirip di televisi saat ini, yang jauh dari nilai edukasi atau pendidikan.