SuaraSumsel.id - Penggunaan internet nampaknya sudah menjadi kebutuhan dasar saat situasi pandemi ini. Hampir semua kebutuhan mengandalkan internet guna mengurangi intensitas ke luar rumah.
Namun alangkah kesalnya, saat sangat dibutuhkan, jaringan internet malah lelet dan akhirnya mengurungkan banyak aktivitas.
Leletnya jaringan internet ini, diterangkan Ketua Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Bagian Sumbagsel Sonny Oktapriandi juga disebabkan beberapa hal.
Ia menyebut jaringan internet yang berasal dari pengguna data seluler lebih berdampak ketimbang wifi saat cuaca buruk seperti halnya hujan.
Baca Juga:Yuni, Atlet Catur Disabilitas Wanita asal Sumsel Penuh Prestasi
“Jika terjadi hujan, jaringan seluler mengalami interfensi sehingga sinyal sampai ke pengguna terhambat,”ungkapnya, Senin (22/3/2021).
Sony menjelaskan bahwa terdapat tiga alat untuk menghantarkan internet yakni, jaringan kabel, gelombang radio dan juga satelit.
Sementara untuk Wifi yang paling stabil ialah menggunakan kabel optik selama tidak terputus pada jaringannya.“Jaringan seluler menggunakan gelombang radio, tidak bisa 100% stabil karena menggunakan frekuensi 57-58 MHz saat hujan jaringan tidak stabil,”jelasnya.
Sedangkan daerah yang susah dijangkau menggunakan satelit, syaratnya masih ada langit biru meskipun di tengah hutan.
Selain itu, ia menambahkan penyedia seluler mempunyai kuota masing, pada satu Base Transceiver Station (bts) atau tower dibatasi dengan 500 pengguna.
Baca Juga:Jelang Ramadan, Harga Jual Gabah Petani Sumsel Turun
Maka jika kapasitasnya sudah penuh maka koneksi internetnya mulai lemot.“Setiap operator juga akan mendapatkan jaringan yang sama ada server pemantaunnya. 1x24 jam mereka tau daerah mana yg internetnya gangguan,” pungkasnya.
Kontributor : Fitria