SuaraSumsel.id - Sebuah video tengah beredar di media sosial, seorang kurir membawa paket namun melebihi ukuran kendaraannya. Nampak tumpukan paket-paket yang mengelilingi motor milik si kurir.
Sampai dengan banyaknya muatan, motor sempat melaju miring saat melintasi belokan jalan.
Situasi pendami saat ini mengakibatkan banyak masyarakat akhirnya memanfaatkan jasa kurir atau ekspedisi dalam memenuhi kebutuhan. Mulai dari kebutuhan kesehatan, kecantikan hingga kebutuhan rumah tangga lainnya.
Akibatnya jasa kurir atau ekspedisi pun makin dilirik dan dipergunakan oleh masyarakat.
Baca Juga:Jelang Momen Politik 2024, PDIP Sumsel Konsolidasi Target Satu Juta Suara
Semakin waktu, bisnis ekspedisi juga menumbuhkan layanan dan sistem kerjasama yang beragam. Perusahaan kurir memanfaatkan bisnis online yang tumbuh di media sosial. Biasanya satu paket dinilai jauh dan dekat pengiriman di kota tersebut.
Misalnya saja di Palembang, ongkos ekspedisi tanpa menggunakan jasa aplikasi transportasi seperti halnya Gojek, atau Grab mengenakan biaya Rp 10.000 satu paket.
Pembeli cukup membayar Rp 10.000 perpaket pengiriman meski seberapa berat paket yang dikirimkan.
Sehingga saat sering ditemui kurir ekspedisi yang membawa paket berlebihan karena sistem kerja yang dihitung fee perpaketnya, mirip seperti kurir yang terekeman di video tersebut.
Salah satu akun yang mengunggahnya yakni @akta.indo
Baca Juga:Hari Hutan Sedunia, 138.420 Ha Tutupan Hutan Sumsel Berubah Fungsi
Menanggapi video ini, warganet pun mengkritik bos kurir.
real.ayuanjani menulis tega banget bos kurir yang nantinya jika ada paket yang rusak karena jatuh atau peyok, maka menyalahkan kurir.
"Tega bgt bosnya, giliran ada yg jatoh/ilang, nyalahin kurir zzzz," tulis ia.