Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Moeldoko menjabat sebagai Direktur Doktrin Kodiklat TNI AD dan Kepala Staf Komando Daerah Militer Jakarta Raya (Kasdam Jaya).
Moeldoko pernah terlibat dalam beberapa penugasan seperti Operasi Seroja Timor-Timur (1984) Konga Garuda XI/A, Selandia Baru (1983 dan 1987), Singapura-Jepang (1991), Irak-Kuwait (1992).
![Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/03/05/15927-moeldoko.jpg)
Pada tahun 2010, Moeldoko menjabat sebagai Pangdiv 1/Kostrad, Pangdam XII/Tanjungpura, dan Pangdam III/Siliwangi. Pada tahun 2013, Moeldoko menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) dan akhirnya menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Selain lulus dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri), Moeldoko pernah mengeyam pendidikan di Universitas Indonesia.
Baca Juga:Sebut KLB Bodong, DPD Partai Demokrat Sumsel Sepakat Dukung AHY
Pada tahun 15 Januari 2014, ia meraih gelar doktor pada program Pascasarjana Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia dengan judul “Kebijakan dan Scenario Planning Pengelolaan Kawasan Perbatasan di Indonesia (Studi Kasus Perbatasan Darat di Kalimantan)” dengan predikat sangat memuaskan.
Sebelum menjabat sebagai Kepala Staf Presiden, pada 26 Desember 2016 ia terjun ke dalam politik dengan bergabung ke dalam Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan menjadi Wakil Ketua Dewan Pembina.
Moeldoko juga seorang pendiri M Foundation yang merupakan sebuah yayasan yang berfokus kepada kegiatan sosial dalam memberikan bantuan pendidikan kepada anak – anak yatim hingga masuk ke perguruan tinggi.
Ia juga mendirikan Masjid Dr. H. Moeldoko yang terletak di dalam kompleks Islamic Center di perbatasan Jombang dan Kediri. Masjid tersebut juga dilengkapi dengan panti asuhan, madrasah, dan taman pendidikan Al-Quran.
Sumber: Suara.com
Baca Juga:Dihadiri Para Mantan Kader, DPD Partai Demokrat Sumsel Tolak KLB