SuaraSumsel.id - Bisnis perhotelan di Sumatra Selatan (Sumsel) dalam kondisi terpuruk, setelah dilanda pandemi Covid-19 yang melanda hampir satu tahun ini.
Untuk bisa bertahan, para pelaku bisnis perhotelan melakukan berbagai upaya. Dari mengurangi jam kerja karyawan, hingga banting harga dilakukan.
Namun demikian, Program Vaksinasi bisa jadi membuat pelaku bisnis perhotelan bisa bernafas lega dan berharap bisa segara bangkit dari keterpurukan.
"Setelah semua masyarakat mendapat suntikan vaksin diharapkan pada akhir 2021 ini kondisi kehidupan sosial dan ekonomi bisa normal kembali seperti sebelum adanya wabah Virus Corona. Untuk menghadapi kondisi tersebut pelaku industri pariwisata didorong bangkit mulai melakukan berbagai persiapan," kata Ketua PHRI dan GIPI Sumsel Herlan Aspiudin dilansir dari ANTARA di Palembang, Minggu (21/2/2021).
Baca Juga:Panyampaian Kasus Covid-19 Secara Berlebihan, Bisa Picu Klaster Baru
Untuk mendorong pelaku industri pariwisata bangkit, pihaknya melakukan pengecekan ke sejumlah hotel, restoran, tempat wisata, kafe, klub malam, dan karaoke di beberapa kabupaten dan kota di provinsi itu. Hal itu guna melihat secara langsung kegiatan usaha hotel dan restoran serta memberikan arahan apa saja yang perlu dilakukan, termasuk tetap menerapkan protokol kesehatan.
Menghadapi masa normal pasca-vaksinasi, industri pariwisata di Kota Palembang dan sejumlah daerah lainnya di Sumsel harus mulai mempersiapkan berbagai program yang mendorong kegiatan usaha berjalan maksimal.
Ia berharap dengan program vaksin COVID-19 secara bertahap pengguna jasa industri pariwisata seperti hotel, restoran, tempat wisata, kafe, klub malam, dan karaoke di daerah ini juga terus meningkat dan pada saatnya menjadi normal kembali.
Jika industri pariwisata beroperasional normal, lanjut dia, selain dapat mempekerjakan kembali karyawan yang dirumahkan akibat dampak pandemi COVID-19 sejak Maret 2020, sumbangan PAD ke daerah tempat kegiatan usaha bisa lebih besar.
"Sumbangan PAD dari hotel dan restoran anggota PHRI khusus di Kota Palembang sebelum adanya pandemi COVID-19 mencapai di atas Rp200 miliar," ujar Herlan.