Tatanan Kehidupan Berubah, Literasi Digital akan Mendorong Anak Mandiri

Tatanan kehidupan berubah menjadi digital, termasuk pendidikan hal itu tentu saja dilatar belakangi oleh Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan

Budi Arista Romadhoni
Minggu, 21 Februari 2021 | 15:06 WIB
Tatanan Kehidupan Berubah, Literasi Digital akan Mendorong Anak Mandiri
Ilustrasi belajar online atau digital di saat pandemi Covid-19. [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraSumsel.id - Pandemi Covid-19 merubah tatanan kehidupan masyarakat. Imbasnya nyaris semua lini kini berubah ke digital termasuk pendidikan di Indonesia yang dipaksa dilakukan secara virtual. 

Namun, sejumlah pakar menyebut perubahan kehidupan dilakukan secara digital itu bisa menunjukan hal yang positif, tapi juga bisa negatif. 

Pakar ilmu komputer dari Smart Learning Center and Character PGRI, Richardus Eko Indrajit menyebut, kemampuan literasi digital akan mendorong siswa untuk belajar secara mandiri dan mengembangkan kemampuan sesuai minatnya.

"Sekarang ilmu apa pun ada di internet," kata Richardus yang merupakan profesor ilmu komputer di ABFI Institute of Perbanas, dilansir dari ANTARA Sabtu (21/2/2021).

Baca Juga:Hampir Setahun Pandemi, Pedagang Pasar Senen: Hancur-hancuran

Dari kacamata seorang pendidik, Eko melihat literasi digital bukan semata mengikuti tren, namun, sebuah keharusan karena teknologi digital, terutama internet, sering dipakai dalam kegiatan belajar-mengajar.

Melihat kenyataan bahwa semua materi ajar dapat ditemukan di internet, Eko mendorong guru, dosen dan pendidik untuk selangkah lebih maju yaitu tidak terpaku memberikan materi yang bisa didapat di dunia maya.

"Tugas guru, salah satunya saat ini, menanamkan supaya murid memiliki literasi digital supaya mereka bisa belajar secara mandiri," kata Eko.

Untuk membentuk kemampuan siswa yang mampu memanfaatkan teknologi digital untuk belajar mandiri, bukan hanya guru dan siswa yang dituntut untuk memiliki kemampuan literasi digital, namun, juga orang tua dan masyarakat sekitar.

Ketika anak mampu belajar secara mandiri, dia akan mendalami pengetahuan, fase knowledge deepening, sesuai dengan minatnya.

Baca Juga:Tak Kuat Hadapi Pandemi Covid-19, Hotel di Semarang Dijual Bebas di OLX

Begitu memiliki pengetahuan yang mendalam, dia akan menciptakan sesuatu berdasarkan ilmu yang dimiliki, atau fase knowledge creation, untuk membantu masyarakat.

Knowledge creation tidak melulu berupa teori, namun, juga bisa berupa produk, jasa, bahkan hingga resep masakan.

"Itu lah inti literasi teknologi atau digital, supaya peserta didik bisa belajar secara mandiri, mendalami ilmu sesuai talentanya, menciptakan hal-hal inovasi untuk memenuhi kehidupan di masyarakat," kata Eko.

Eko menilai di era digital seperti ini, peran guru tidak akan tergantikan oleh teknologi, tapi, guru yang tidak memanfaatkan teknologi lambat laun akan tergantikan karena tidak relevan dengan perkembangan zaman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini