SuaraSumsel.id - Perayaan imlek identik dengan membagikan kebahagian. Salah satunya, dilakukan dengan membagikan angpao.
Tradisi yang tidak bisa dipisahkan dari perayaan imlek ini, menjadi pelengkap sekaligus tanda mata yang bakal selalu diingat.
Biasanya, angpao dibagikan saat ada yang berkunjung ke rumah kerabat, saudara dan teman. Moement membagikan angpao menjadi moment yang sangat dinanti terutama mereka yang berhak menerimanya, yakni kalangan anak-anak.
Pemberian angpao dikhususkan bagi mereka yang belum menikah, terutama berusia anak-anak.
Baca Juga:Jelang Imlek, Harga Karet Sumsel Stabil Rp 19.000/kg
Tradisi angpao sendiri berasal dari China. Dalam tradisi China, angpao disebut sebagai Hong Bao yang artinya hadiah uang dalam balutan amplop berwarna merah.
Pendapat lain menyebutkan angpao berasal dari Dinasti Song (960-1279). Demikian ditulis dalam The Best Chinese Culture, tradisi bermula ada sesosok iblis menyerang desa dan berhasil dibunuh pemuda yatim piatu dengan menggunakan pedang leluhur.
Dalam membagikan angpao ternyata tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Terdapat peraturan khusus yang harus dilakukan jika ingin makna berbagi angpao.
Dalam tradisi China, dilarang mengisi uang angpao dengan angka ganjil karena identik dengan pemakaman.
Selain itu, hindari uang yang bila dijumlahkan terdapat angka empat karena bermakna kematian.
Baca Juga:Perayaan Imlek di Sumsel Diprakirakan Diguyur Hujan
Saat memberikan angpao, pemberi jangan merangkak.
Sumber: Suara.com