Isak Tangis Iringi Pemakaman Korban Sriwijaya Air di Lubuklinggau

Jenazah dimakamkan di Tempat Permakaman Umum (TPU) Ponorogo, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Sabtu (23/1/2021) sekitar pukul 12.30 WIB.

Chandra Iswinarno
Sabtu, 23 Januari 2021 | 18:45 WIB
Isak Tangis Iringi Pemakaman Korban Sriwijaya Air di Lubuklinggau
Istri Rion Yogatama, Ervina, saat menyiramkan air ke pusara suaminya di TPU Ponorogo Kota Lubuklinggau, Sabtu (23/12) [ANTARA/HO/21]

SuaraSumsel.id - Isak tangis keluarga mengiringi pemakaman Rion Yogatama (29), korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 asal Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Jenazah dimakamkan di Tempat Permakaman Umum (TPU) Ponorogo, Kecamatan Lubuklinggau Utara II, Sabtu (23/1/2021)
sekitar pukul 12.30 WIB.

Peti jenazah Rion diberangkatkan Sabtu pukul 10.00 WIB dari Jakarta menggunakan maskapai Batik Air. Pesawat tiba di Bandara Silampari Kota Lubuklinggau sekitar pukul 11.00 WIB. Peti berisi jenazah Rion dibawa ke kediaman orang tuanya sebelum dimakamkan.

"Keluarga sudah ikhlas, semoga amal ibadah almarhum diterima Allah SWT," kata Sugito, paman korban.

Baca Juga:Sriwijaya Air ke Keluarga Korban: Hindari Oknum Urus Asuransi Kecelakaan

Ia mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan seluruh pihak sehingga keponakannya dapat ditemukan serta dimakamkan dengan layak.

Istri korban, Ervina (28) sempat menangis dan memeluk peti jenazah Rion saat tiba di bandara. Anggota keluarga mencoba menenangkannya sehingga proses pemakaman berjalan lancar.

Sebelumnya, Ervina menceritakan, suaminya berangkat ke Pontianak untuk keperluan pekerjaan. Semula korban tidak berencana naik Sriwijaya Air. Hal itu dikarenakan tiket yang dibeli tertera rute Lubuklinggau-Jakarta-Pontianak menggunakan maskapai Nam Air berangkat 9 Januari pukul 07.00 WIB.

Namun suaminya dialihkan dari Nam Air ke Sriwijaya Air dengan jadwal berangkat pukul 13.00 WIB karena ketinggalan pesawat. Sampai akhirnya Rion diketahui turut menjadi korban jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu.

Jenazah Rion sendiri baru teridentifikasi pada DVI RS Polri pada Kamis (21/1) atau 13 hari setelah jatuhnya Sriwijaya SJ 182. Korban meninggalkan seorang istri serta dua orang anak berusia tiga tahun dan sembilan bulan.

Baca Juga:Peti Mayat Anak Tiba di Padang, Ibunda Angga Korban Sriwijaya Air Histeris

Sementara Pemkot Lubuklinggau yang mengawal penuh kepulangan Rion juga memfasilitasi Ervina untuk bekerja sebagai honorer di dinas pemadaman dan bencana setempat, karena ia harus menggantikan posisi Rion sebagai tulang punggung keluarga.

Jasa Raharja Sumsel juga telah memberikan santunan kepada ahli waris Rion Rp 50 juta, serta sudah dijamin menerima Rp1,5 miliar dari Sriwijaya Air sebagai santunan. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini